(021) 50829292 (IGD) (021) 50829282 Pencarian

Dukung RSUI, ILUNI UI, dan Arogya Ciptakan Layanan Kesehatan Berbasis AI

Depok, 5 November 2021 – Untuk mendukung operasional Rumah Sakit UI (RSUI), Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) bekerja sama dengan perusahaan teknologi Artificial Intelligence (AI) Arogya.ai menciptakan inovasi dalam layanan kesehatan. Teknologi berbasis infrastruktur ICT (Information and Communication Technology) ini memanfaatkan AI (Artificial Intelligence) untuk mendukung supply chain dan administrasi rumah sakit.

Ketua Umum ILUNI UI Andre Rahadian mengatakan, inovasi teknologi di bidang kesehatan merupakan salah satu yang menjadi titik perhatian ILUNI UI. “Teknologi memiliki kekuatan besar untuk membantu tugas rumah sakit dan nakes apalagi di tengah pandemi. Dengan semangat Sinergi Temu, melalui center ILUNI 4.0, kami mencoba merangkul Arogya.ai, perusahaan milik alumni UI yang diharapkan mampu mengembangkan RSUI sebagai rumah sakit pendidikan,” ujar Andre dalam sambutannya pada acara penandatanganan kerja sama ILUNI UI, RSUI, dan Arogya.ai bertempat di RSUI, Kampus UI Depok.

Andre menambahkan, kerja sama ini juga merupakan Hasil Temu yang diharapkan menjadi legacy di dunia kesehatan. Dukungan ini bukan kali pertama. Sebelumnya, ILUNI UI juga telah memberikan dukungan dalam inovasi kesehatan sepeti disinfeksi udara berbasis UVC dan ventilator.  “Salah satu fokus ILUNI UI pada tahun ketiga kepengurusan kali ini adalah untuk menciptakan legacy yang dapat dimanfaatkan alumni, almamater, dan masyarakat. Dalam hal ini, kami berharap program teknologi AI ini akan membawa manfaat besar ke depan,” tutur dia.

Ketua ILUNI 4.0 Fithra Faisal menjelaskan, fasilitasi kerjasama antara arogya AI dengan RS UI ini merupakan bagian tak terpisahkan dari program-program center 4.0 yang selalu mengedepankan prinsip kolaborasi dan inovasi. “Center 4.0 memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya dari kolaborasi produktif ini. Kolaborasi ini semakin menegaskan, interaksi antara manusia dan teknologi akan selalu menghadirkan jawaban atas kebutuhan-kebutuhan praktis. Hendaknya kedepan, ini menjadi preseden bagi aktivitas kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam ekosistem Universitas Indonesia,” kata Fithra.

Direktur Utama  RSUI DR. dr. Astuti Giantini Sp. PK (K), MPH menekankan pentingnya penggunaan teknologi untuk mendukung rumah sakit dalam meningkatkan layanan kesehatan. Dukungan ini tidak hanya untuk masa pandemi saja, tapi diharapkan berlanjut hingga memasuki masa post-pandemic. “Peranan teknologi justru semakin dibutuhkan. Untuk itu, kami sangat mengapreasiasi hadirnya inovasi pemanfaatan teknologi Artificial Intelligence atau AI di RSUI,” ungkap dr. Astuti.

Lebih lanjut, dr. Astuti juga memaparkan, teknologi tersebut menghadirkan sistem yang terintegrasi dan lebih efisien, mulai dari supply chain hingga administrasi. Sehingga diharapkan teknologi ini dapat menekan biaya operasional yang lebih besar. “Hal ini juga menjadi langkah kesiapan RSUI untuk menjadi rumah sakit yang menerapkan digitalisasi di Indonesia guna mendukung Universal Health Coverage (UHC). RSUI berharap kolaborasi ini dapat berjalan efektif dalam upaya peningkatan layanan kesehatan yang terintegrasi dengan teknologi tinggi,” imbuh dia.

Sementara itu, Founder dan CEO Arogya.ai Victor Fungkong menjelaskan dalam sambutannya, supply chain sangat vital dalam sistem pelayanan rumah sakit. Dia mengutip, berdasarkan penelitian Cardinal Health Survey, sebesar 65 persen responden pernah mengalami penundaan prosedur operasi akibat ketiadaan obat dan atau alat medis yang dibutuhkan. Hal ini terjadi akibat sistem purchasing yang kurang optimal. “Tak hanya supply chain, kita juga dapat melihat, arus kas rumah sakit juga dipengaruhi oleh perputaran stok obat-obatan dan peralatan medis. Semakin cepat perputaran stok, semakin lancar arus kas rumah sakit,” jelas Victor.

Akan tetapi, sering kali purchasing rumah sakit melakukan forecast kebutuhan obat-obatan dan peralatan medis berdasarkan analisis statis, bukan berdasarkan analisis yang dinamik, Akibatnya, forecast tersebut menjadi kurang akurat mengakibatkan overstock dan understock. Adanya sistem order dan inventory management berbasis artificial intelligent pun dapat membantu pihak managemen untuk dapat membuat keputusan pemesanan dan pembelian stok obat-obatan dan peralatan medis dengan akurat. “Oleh sebab itu, Arogya hadir memberikan solusi untuk membantu optimalisasi management supply chain layanan kesehatan di Indonesia. Order manager, inventory manager, dan h-commerce yang diciptakan Arogya merupakan AI supply chain layanan kesehatan pertama di Indonesia, diciptakan di Indonesia, untuk  layanan kesehatan Indonesia yang lebih baik,” tutupnya. (*)

Lampiran Berita Terkait: