Di Indonesia, batu saluran kemih (BSK) merupakan penyakit terbanyak di bidang urologi. Riset Kesehatan Dasar 2013 melaporkan prevalensi batu ginjal di Indonesia sekitar 0,6%. Di pedoman Eropa dilaporkan sekitar 1-20% populasinya memiliki batu ginjal. Laki-laki lebih sering terjadi dibandingkan perempuan yaitu 3:1 dengan puncak insiden terjadi pada usia 40-50 tahun. Penyakit BSK terjadi karena deposit mineral yang menumpuk dan mengeras dalam urin yang pekat dan dapat terjadi di ginjal, ureter (saluran kemih atas), kandung kemih, bahkan urethra (saluran kemih bawah). Keluhan pasien mengenai batu saluran kemih dapat bervariasi, mulai dari tanpa keluhan, sakit pinggang ringan hingga berat (kolik), nyeri berkemih, berkemih darah, bahkan sampai tidak dapat berkemih. Keluhan tersebut dapat disertai dengan penyulit seperti demam dan tanda gagal ginjal.
Faktor resiko yang diketahui meningkatkan BSK antara lain dehidrasi, metabolik sindrom (obesitas, DM, HT, hiperkolesterol), asam urat, infeksi saluran kemih, dan penyakit bawaan pada saluran kemih yang mengganggu aliran urin. Terapi BSK sendiri dibagi menjadi tiga, yaitu terapi konservatif (observasi), farmakologis (pemberian obat-obatan), dan aktif (tindakan operasi).
Pelayanan Urologi di RSUI kini dapat melakukan operasi BSK dengan cara minimal invasif dan menggunakan teknologi laser yang berbeda dengan teknologi konvensional sebelumnya dimana saat menghancurkan batu, ada kemungkinan batu dapat terdorong ke arah ginjal (bila batu di saluran kemih atas) dan pecahan menjadi terlalu besar (bila batu di ginjal). Teknologi ini diketahui memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan teknologi sebelumnya seperti pecahan lebih kecil sehingga memudahkan batu yang tersisa untuk keluar secara alami dan dapat menggunakan alat yang lebih kecil sehingga trauma pada saluran kemih dapat dihindari.
dr. Dyandra Parikesit, BMedSc, Sp.U merupakan salah seorang dokter spesialis urologi yang dapat melakukan operasi BSK dengan teknologi laser di RSUI. “Operasi BSK dengan menggunakan laser ini dapat memberikan manfaat dan hasil yang optimal untuk kesembuhan pasien. Selain itu, pasien juga tidak memerlukan sayatan sehingga waktu penyembuhan lebih baik dan waktu rawat lebih singkat” ujar dr. Dyandra.
Lebih lanjut, dr. Dyandra mengatakan keuntungan lain dengan teknologi laser adalah tindakan operasi tidak memerlukan waktu yang lama, yaitu hanya sekitar 1-2 jam. Pemasangan kateter pada pasien juga hanya 1 hari pasca operasi dan pasien dapat pulang di hari berikutnya. Jika saat operasi ditemukan saluran kemih atas yang menyempit, maka pasien akan dipasang stent yang dipertahankan sekitar 2-4 minggu.
Biaya operasi BSK tergantung kondisi klinis pasien. Bagi masyarakat yang ingin menggunakan jaminan pemerintah, RSUI kini telah melayani pasien rujukan dengan jaminan BPJS Kesehatan. Dalam hal ini, penerimaan pasien sesuai dengan sistem rujukan berjenjang berdasarkan ketentuan dari BPJS Kesehatan. Namun untuk tindakan BSK dengan teknologi laser, saat ini belum dapat menggunakan jaminan BPJS.
Tidak banyak rumah sakit yang dapat melakukan tindakan operasi BSK dengan teknologi laser, khususnya di kota Depok. Dengan teknik operasi terkini dan teknologi yang canggih, RSUI merupakan salah satu yang dapat melakukan tindakan tersebut dengan aman. RSUI terus memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat di kota Depok dan sekitarnya. RSUI berharap dengan adanya teknologi laser dapat membantu penderita batu saluran kemih untuk mendapatkan kesehatannya kembali.
Untuk info lebih lanjut terkait layanan kami, masyarakat dapat menghubungi nomor telepon RSUI atau melalui situs kami di www.rs.ui.ac.id
HUMAS RSUI