(021) 50829292 (IGD) (021) 50829282 Pencarian

RSUI Lakukan Penelitian Pertama di Indonesia Terkait Resistensi Obat Klopidogrel

Direktur Utama Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), dr. Astuti Giantini, SpPK(K), MPH pada Senin (14/6) memaparkan disertasinya pada kegiatan sidang promosi doktor yang dilakukan secara virtual di kanal Youtube “Medicine UI”. Penelitian disertasinya ini merupakan penelitian pertama di Indonesia mengenai resistensi klopidogrel. Klopidogrel adalah obat yang digunakan untuk membantu mencegah serangan jantung dan stroke pada pasien penyakit jantung.

Dalam disertasinya yang berjudul “Peran Faktor Genetik & Epigenetik Terkait Resistensi Klopidogrel terhadap Kejadian Kardiovaskular Mayor pada Pasien Sindrom Koroner Akut Pasca Intervensi Koroner Perkutan”, Astuti memaparkan tentang faktor-faktor pembentuk resistensi klopidogrel pada pasien yang telah melakukan Intervensi Koroner Perkutan (IKP). IKP adalah tahap kateterisasi jantung, yaitu penyisipan selang kateter ke dalam arteri koroner jantung.

Menurutnya, salah satu faktor utama yang mempengaruhi kejadian serangan jantung pada diri seseorang adalah jumlah leukosit (sel darah putih). Leukosit dapat dianggap sebagai penanda inflamasi (peradangan) pada kondisi kesehatan jantung seorang individu. Jumlah leukosit yang tinggi dapat berakibat pada penurunan respons terhadap upaya terapi pengencer darah seperti klopidogrel, penurunan aliran darah ke jantung, pengentalan darah, dan penurunan fungsi jantung.

Selain itu, rokok juga merupakan salah satu faktor pembentuk resistensi klopidogrel. Rokok memicu peningkatan kerja isoenzim pada diri seseorang, sehingga resistensi klopidogrel lebih tinggi pada kelompok tidak merokok dibandingkan dengan kelompok perokok. Namun, resistensi klopidogrel dan penyebab terjadinya serangan jantung ini tidak bisa diidentifikasi disebabkan oleh satu faktor saja. Banyak faktor lain yang mempengaruhi, seperti faktor interaksi obat, dosis obat, kepatuhan pengobatan, dan faktor-faktor internal dan eksternal lainnya.

Astuti dalam melakukan penelitiannya menggunakan metode penelitian potong lintang yaitu jenis penelitian yang mengamati data-data populasi atau sampel satu kali saja pada saat yang sama. Ia melakukan penelitian terhadap 200 orang pasien pasca IKP di Poliklinik Rumah Sakit Jantung Pembuluh Darah Harapan Kita pada periode September 2018 – Juni 2020.

Ia berharap penelitiannya ini dapat menjadi masukan yang berharga dalam membentuk pola pelayanan pasien pada rumah sakit-rumah sakit jantung di Indonesia. “Pengetahuan mengenai hubungan langsung antara faktor genetik dan epigenetik terkait resistensi klopidogrel pada pasien serangan jantung pasca IKP menjadi penting untuk mengurangi kematian dan kesakitan lebih lanjut,” ujarnya. Dalam penelitiannya, ia juga mengusulkan digantinya jenis obat klopidogrel menjadi jenis obat prasugrel atau tikagrelor pada pasien yang berisiko tinggi maupun yang sudah mengalami resistensi klopidogrel.

Disertasi ini dipromotori oleh Dr. dr. Ina Susianti Timan, Sp.PK(K), MARS dengan ko-promotor Prof. dr. Rahajuningsih Dharma, DSc, Sp.PK(K) dan dr. Renan Sukmawan, ST, Sp.JP(K), PhD, MARS. Tim penguji terdiri dari lima orang, yaitu Prof. Dr. dr. Rianto Setiabudy, Sp.FK, Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, Sp.PD-KKV, dr. Alida R. Harahap, Sp.PK(K), PhD, Dr. dra. Erlin Listyaningsih, M.Kes, dan Dr. dr. Lia Gardenia Partakusuma, Sp.PK(K), MM, M.A.R.S. Tim ini diketuai oleh Prof. Dr. dr. Suhendro, Sp.PD-KPTI.

Lampiran Berita Terkait: