Asupan nutrisi di masa anak-anak berkaitan dengan kecerdasan atau intelegensi seseorang. Penelitian menyebutkan bahwa status gizi yang buruk dapat mempengaruhi fungsi otak dan berdampak pada perkembangan kognitif dan perilaku. Walaupun kecerdasan seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh nutrisi, nutrisi tetap menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Nutrisi selama masa anak-anak mempengaruhi status kesehatan, status gizi, dan berujung pada mempengaruhi prestasi anak. Nutrisi yang tepat untuk anak bukan hanya permasalahan jenis makanan yang diberikan, namun juga perlu memperhitungkan jumlah dan kebutuhan si anak. Ada faktor-faktor tertentu yang menentukan kebutuhan nutrisi bagi anak. Selain nutrisi, perkembangan anak sangat berkaitan erat dengan olahraga.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh National Alliance for Youth Sports (NAYS) untuk anak-anak di usia sekolah menyebutkan bahwa sekitar 65% anak-anak di seluruh dunia terlibat dalam kegiatan olahraga. Meskipun melakukan kegiatan olahraga membawa manfaat untuk kesehatan, namun ada hal tertentu yang perlu diperhatikan ketika olahraga karena bagaimanapun juga anak-anak berbeda dengan orang dewasa. Diharapkan melalui penyelenggaraan Bicara Sehat yang diadakan sebagai salah satu rangkaian acara ulang tahun RSUI yang ke-3 ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait kesehatan kulit dan gigi. Seminar ini dimoderatori oleh dr. Annisa Rahmania Yulman, Sp.A yang berprofesi sebagai Dokter Spesialis Anak di RSUI. Narasumber pertama dalam Bicara Sehat tersebut dr. Yoga Devaera, Sp.A(K) yang merupakan seorang Dokter Anak Konsultan Nutrisi dan Metabolik di RSUI.
Dokter Yoga membawakan materi dengan tema “Kenali Nutrisi yang Tepat untuk Anak Usia Sekolah”. Mengawali seminar kali ini, Dokter Yoga memulai dengan menjelaskan terkait usia dan pertumbuhan anak. Usia sekolah yang dibahas dalam sesi pertama ini, yaitu usia 6-12 tahun. Dokter Yoga menjelaskan bahwa pada tahun pertama kehidupan, kenaikan tinggi badan sangat cepat dan akan menurun dari tahun ke tahun seiring bertambahnya umur. Menurut dokter Yoga “Pertumbuhan anak pada usia sekolah ini (6-12 tahun) berada pada masa pertumbuhan terendah dibandingkan pada masa pertumbuhan bayi dan masa pubertas”. Begitu pula pada indeks massa tumbuh pada usia tersebut, juga berada di masa terendah, dimana komposisi lemak tubuhnya paling rendah dan beranjak meningkat seiring masa pubertas. Masalah yang terjadi pada usia tersebut yaitu: gizi kurang, gizi lebih (obesitas), dan defisiensi mikronutrien juga cukup tinggi. Pada anak usia sekolah ini, kesehatan tulang dan kecukupan gizi juga berpengaruh terhadap pertumbuhan. Kesehatan tulang dipengaruhi beberapa hal, tidak hanya cukup dengan pemberian kalsium pada anak, namun juga dibutuhkan vitamin D, magnesium, fosfat, dan lainnya. Kecukupan gizi anak usia ini juga dipengaruhi berbagai hal, seperti: aktivitas fisik, status pubertas, dan malnutrisi. Dokter Yoga juga memberikan anjuran makan yang baik untuk anak usia sekolah ini, dengan pola makan yang sehat dengan beragam makanan, membatasi gula dan garam, memberikan asupan sesuai kondisi anak tersebut, misalnya untuk anak overweight dan obesitas dapat memberikan makanan yang rendah kalori dan untuk anak gizi kurang dapat memberikan makanan tinggi kalori.
Dokter Yoga juga mengingatkan untuk memantau berat badan dan tinggi badan secara berkala, idealnya 6 bulan sekali. Narasumber kedua adalah Dr. dr. Listya Trensnanti Mirtha, Sp.KO, K-APK, yang berprofesi sebagai seorang Dokter Kedokteran Olahraga di RSUI. Dokter Listya, begitu beliau biasa dipanggil menyampaikan dengan tema “Pentingkah Mengajarkan Olahraga pada Anak sejak Dini?”. Dokter Listya menjelaskan aktivitas fisik, latihan fisik, dan olahraga yang dilakukan pada masa anak, akan berpengaruh pada dewasa nanti. Hal serupa juga dijelaskan melalui studi pada para veteran perang dunia II, dimana hal terkuat yang bisa memprediksi kesejahteraan di masa tua adalah keaktifan seseorang saat masih duduk di bangku sekolah. Manfaat aktif bergerak sejak dini yaitu: lebih terbuka pada pengalaman baru, meningkatkan kecenderungan tetap aktif berolahraga sepanjang hidup, dan memiliki riwayat kesehatan yang baik. Aktivitas fisik sendiri juga memiliki manfaat pada anak, yakni: memelihara tingkat kesehatan dan kebugaran jasmani, membangun kesehatan otot dan tulang, mengurangi risiko terjadinya obesitas, dan mengurangi faktor risiko dari penyakit metabolik, mengurangi gejala kecemasan dan depresi, dan memberikan pengaruh positif terhadap konsentrasi, daya ingat, dan perilaku di dalam kelas.
Menurut dokter Listya, “Kita mengenal hanya satu istilah olahraga, namun dalam terminologi kedokteran olahraga terdapat tiga istilah yaitu, aktivitas fisik, latihan fisik, dan lebih spesifik olahraga. Apapun itu bertujuan untuk menjadikan seseorang sehat, bugar, dan tentunya berprestasi bagi seorang anak”. Dalam kesempatan ini, dokter Listya juga memberikan rekomendasi aktivitas fisik yang dapat dilakukan untuk usia anak dan remaja, yaitu melakukan aktivitas fisik minimal 60 menit setiap hari secara intensif hingga berat sepanjang minggu dan minimal 3 kali per minggu.
Antusiasme peserta sangat tinggi, dengan jumlah peserta sebanyak 297 orang, dan juga berbagai pertanyaan yang muncul pada seminar ini, baik nutrisi untuk anak maupun aktivitas fisik. Ada salah satu peserta seminar yang bertanya terkait cara memastikan asupan nutrisi pada anak agar nutrisinya terpenuhi guna menjaga kondisi tubuh tetap kuat dan sehat. Dokter Yoga memberikan arahan, pertama harus diketahui terlebih dahulu berapa berat badan dan tinggi badan anak tersebut, karena untuk memilih makanan akan disesuaikan dengan kedua hal tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tersebut harus dilakukan dengan mengkonsumsi berbagai macam makanan. Dokter Yoga mengatakan “semakin banyak mengkonsumsi beragam makanan, semakin kecil kemungkinan mendapatkan defisiensi zat gizi”. Ada juga pertanyaan dari peserta seminar terkait rekomendasi olahraga untuk usia 7-10 tahun.
Menurut dokter Listya, untuk usia 7-10 tahun dari segi usia sudah lebih besar tentunya sudah dapat melakukan olahraga dengan pemberian arahan, sehingga bisa melakukan olahraga seperti softball, lari, baseball, dll dan juga harus tetap dipertimbangkan juga dengan kemampuan si anak dan keinginannya. Untuk durasi waktu yang disarankan yakni 60 menit sehari dan termasuk dalam aktivitas sehari, tidak perlu waktu tambahan khusus. Pada masa pandemik ini, banyak menimbulkan anak-anak lebih fokus dengan gadget-nya. Hal tersebut menjadi perhatian khusus untuk para orang tua. Untuk kondisi ini, menurut dokter Yoga, “dalam memenuhi nutrisi anak untuk kondisi tersebut, orang tua bisa dijadikan role model, dalam artian apabila ingin memberikan asupan nutrisi yang baik pada anak, sebaiknya orang tua dan keluarga ikut menerapkan pola makan yang sehat”. Hal sama juga untuk aktivitas fisik, dokter Listya juga menjadikan orang tua sebagai role model yang utama dengan memberikan pendampingan terhadap anak. Keluarga juga dapat dijadikan faktor penguat agar anak dapat bergerak aktif dan agar anak tidak terlena menjadi “kaum rebahan”.
RSUI berharap kegiatan Seminar Awam Bicara Sehat Virtual ini dapat terus hadir sebagai salah satu upaya promotif dan preventif kepada masyarakat luas. Untuk mendapatkan informasi terkait pelaksanaan seminar Bicara Sehat selanjutnya dapat dipantau melalui media sosial RSUI. Siaran ulang dari seminar awam ini dapat juga disaksikan di channel Youtube RSUI pada link berikut: https://youtu.be/1rfmgrXK250 Sampai bertemu kembali di ajang berikutnya!