(021) 50829292 (IGD) (021) 50829282 Pencarian

Seminar Awam Bicara Sehat RSUI ke -38: Tetap Sehat dan Aktif saat Berpuasa di Era Pandemi COVID-19

RSUI kembali menggelar seminar awam dengan tajuk utama: “Tetap Sehat dan Aktif saat Berpuasa di Era Pandemi COVID-19” 

Bulan Ramadhan Nanti lagi akan datang. walaupun sedang berpikir, bukan berarti kita bermalas-malasan dan tidak bersemangat dalam beraktivitas. Mengonsumsi makanan yang bergizi dan rajin melakukan aktivitas fisik dapat membuat tubuh menjadi bugar dan tentunya lebih bersemangat dalam beribadah dan beraktivitas. Bagaimana cara melakukan aktivitas fisik yang benar dan aman selama puasa? Dan bagaimana cara agar kebutuhan nutrisi kita terpenuhi selama puasa? dan terkhusus di era pandemi COVID-19 ini. 

Diharapkan melalui penyelenggaraan Bicara Sehat ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait aktivitas fisik dan kebutuhan gizi saat Anda di era pandemi COVID-19. Seminar ini dimoderatori oleh  Meilisa Rahmadani, SKM, MKKK  yang merupakan Kepala Unit K3 di RSUI

Narasumber pertama yaitu  Dr. dr. Listya Tresnanti Mirtha, Sp.KO  yakni sebagai dokter kedokteran olahraga RSUI yang merupakan lulusan spesialis dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dokter Tata, begitu panggilan akrab beliau, membawakan materi dengan tema  “Aktivitas Fisik selama Puasa dalam Masa Pandemi COVID-19” . Dokter Tata menampilkan beberapa data riset salah satunya data Riskesdas tahun 2018, yang menunjukkan bahwa proporsi masyarakat Indonesia yang aktivitas fisiknya kurang (inaktivitas fisik) masih tergolong tinggi, yaitu sebesar 33,5%. Data tersebut merupakan kondisi sebelum pandemi dan diperkirakan angka ini meningkat saat pandemi dimana aktivitas di luar rumah dibatasi, salah satunya adalah banyak yang bekerja atau belajar dari rumah ( Work From Home atau  Sekolah Dari Rumah ). “Padahal kurang aktivitas fisik menjadi faktor risiko primer ke-4 penyebab kematian di dunia.” kata dr. Tata.

Dokter Tata juga menjelaskan terminologi terkait aktivitas fisik yang sering keliru disamakan dengan olahraga.

“Aktivitas fisik ( aktivitas fisik ) yaitu seluruh gerakan tubuh sebagai hasil kontraksi otot rangka, yang akan meningkatkan energi ekspenditur. Sementara latihan fisik ( exercise ) yaitu aktivitas fisik yang terencana dengan gerakan yang dilakukan berulang kali untuk memperbaiki/memelihara komponen kebugaran jasmani. Kemudian, olahraga yaitu aktivitas fisik yang memiliki ciri permainan, memiliki aturan tertentu, serta mengandung unsur kompetisi.” ujar dr. Tata.

Saat menjalankan ibadah puasa, asupan makanan dan minuman berkurang, sehingga energi yang dimiliki lebih sedikit dari biasanya. Meskipun begitu, kita masih dapat melakukan latihan fisik dengan beberapa penyesuaian, diantaranya 1) frekuensi sesering pada bulan-bulan biasa, 2) intensitas lebih ringan dari biasanya, 3) waktu dibuat lebih singkat, dan 4) jenis bulan yang bersifat kardiorespirasi.

“Tidak hanya 4 poin tersebut, dalam melakukan latihan fisik yang aman kita juga harus menerapkan prinsip BBTT (Baik, Benar, Terukur, Teratur). Prinsip “Baik” yaitu latihan dimulai sejak dini sesuai dengan kondisi fisik medis, tidak menimbulkan dampak yang merugikan, serta mampu melaksanakan. Prinsip “Benar” yaitu latihan dimulai secara bertahap, dimulai dengan pemanasan 10-15 menit, inti 20-60 menit dan diakhiri dengan pendinginan 5-10 menit. Prinsip “Terukur” yaitu denyut nadi maksimal 220-usia, dan ditingkatkan secara bertahap. Kemudian prinsip “Teratur” yaitu latihan dilakukan secara teratur, 2 kali/minggu untuk awal, 3-4 kali/minggu untuk lanjutan selang 1 hari untuk pemulihan. Dengan membuat tubuh tetap aktif sepanjang perjalanan akan menjaga kebugaran tubuh dan dapat mencatat produktivitas. kelelahan / kelelahan , dibandingkan dengan hanya bermalas-malas yang justru membuat tubuh lelah.” ujar dr. Tata.

 

Narasumber kedua yaitu  dr. Wahyu Ika Wardhani, M.Biomed, M. Gizi, Sp.GK  yang merupakan dokter spesialis gizi klinik RSUI, yang juga merupakan lulusan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dokter Ika membawakan materi dengan tema  “Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi selama Puasa dalam Masa Pandemi COVID-19”. Dokter Ika memulai materi dengan menyebutkan beberapa manfaat dari blog bagi kesehatan, diantaranya seperti menurunkan resistensi insulin dan risiko DM, meningkatkan sistem imun dan perbaikan sel, mengatur pengaturan sel, membantu mengurangi kerusakan oksidatif dan inflamasi, serta dapat membantu penurunan berat badan. Namun, menyenangkan pada beberapa orang yang sering kalap saat berbuka puasa sehingga porsi makannya lebih banyak dari biasanya serta penurunan aktivitas fisik justru menaikkan berat badan.

Dokter Ika memberikan beberapa tips pemilihan makanan yang baik saat memasuki bulan puasa.

Untuk makanan sahur, disarankan untuk sumber karbohidrat utamakan dari yang berjenis karbohidrat kompleks seperti nasi merah atau roti gandum, perbanyak konsumsi sayur dan buah untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan serat, serta konsumsi juga la pauk kaya protein seperti ayam, ikan atau telur. Sementara untuk makanan berbuka, disarankan untuk menghindari makan yang berlebihan dan nikmatilah makanan secara perlahan.” ujar dr. Ika.

Lebih lanjut, tips pemilihan lainnya yaitu menghindari pula mengonsumsi gorengan serta batasi gula sederhana. Contoh makanan berbuka yang baik misalnya kurma. Sesuai sunnah Nabi, kita dapat mengonsumsi 3 buah kurma saat berbuka. Kurma adalah sumber serat yang baik. Saat berbuka, kita tidak harus mengonsumsi makanan yang manis seperti banyak jargon yang menyebutkan “berbukalah dengan yang manis”. Di bulan puasa, kita juga harus menjaga agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik dengan tetap minum air putih minimal delapan gelas sehari (2 gelas saat berbuka, 4 gelas di malam hari, dan 2 gelas saat sahur). Pastikan makanan yang kita konsumsi sesuai dengan kebutuhan.

“Jika kelebihan kelebihan dapat menyebabkan terjadinya berat badan berlebih yang nantinya dapat menyebabkan penyakit metabolik. Sementara jika asupan kurang, dapat menyebabkan kurang gizi, sehingga daya tahan tubuh menurun dan mudah terinfeksi penyakit. Kebutuhan makanan setiap orang berbeda-beda, tergantung dari usia, jenis kelamin, tinggi badan, aktivitas fisik, kondisi kesehatan, dan lain-lain.” tambah dr. Ika

Bagi Sahabat RSUI yang ingin mengetahui berapa kebutuhan gizinya atau mengalami gejala makan yang kurang tepat, seperti kegemukan atau kurus dapat dilakukan dengan dokter spesialis gizi klinik. RSUI juga membuka layanan  telemedicine  bagi yang ingin mencoba dari rumah. Di akhir, dokter Ika memberikan kesimpulan bahwa makanan yang kita konsumsi harus halal, baik dari jenisnya, cara mendapatkannya, maupun proses pengolahannya. pilihan makanan yang kualitasnya baik dan kuantitasnya sesuai dengan kebutuhan kita, tidak berlebihan atau kurang dari kebutuhan.

Narasumber ketiga yaitu Bapak  Nikko Priambodo  yang merupakan Founder Good Ride Bike Café dan Ketua Harian FORMASINDO (Forum Masyarakat Sepeda Indonesia). Beliau sudah aktif bersepeda sejak tahun 2005 dan sering melakukan “blusukan” di beberapa wilayah Indonesia. Pak Nikko membawakan materi dengan tema  “Pengalaman Bersepeda yang Aman selama Pandemi COVID-19”. Pak Nikko mengatakan bahwa bersepeda yang aman artinya sesuai dengan harapan/tujuan bersepeda. Ada 3 prinsip aman, yaitu 1) Tepat Waktu – tidak ada kendala dalam bersepeda, 2) Tidak ada cedera – tidak ada masalah di sepeda maupun pada pesepeda, tidak terjadi rasa sakit/nyeri, serta 3) Tidak takut – tidak ada rasa takut/khawatir dalam bersepeda. Pak Nikko memberikan beberapa tips aman bersepeda, baik itu sebelum, saat, dan setelah bersepeda.

“Sebelum bersepeda, pilihlah waktu yang pas, bisa di pagi hari atau saat puasa, pastikan sepeda siap digunakan dan tubuh sedang fit, pastikan jalur yang akan diambil adalah jalur yang sesuai dengan sepeda yang digunakan dan sudah dikenal serta tidak terlalu ramai, konsumsi makanan yang cukup saat sahur, pastikan perlengkapan keamanan bersepeda (khusus pandemi ditambah masker dan hand sanitizer), simpan HP dan barang-barang berharga di tempat yang aman,  pas /sesuaikan sepeda, lakukan pemanasan, dan yang terpenting jangan lupa berdoa.” ujar Nikko.

Saat bersepeda, Pak Nikko juga memberikan tips-tips diantaranya selalu on, bersepeda dalam kelompok kecil, selalu menjaga jarak, mematuhi peraturan-peraturan di trek yang dilalui, fokus saat bersepeda, jangan melakukan manuver yang berolahraga, kemudian usahakan selalu berada di bagian jalan jika jika di jalan raya, berhenti/ubah posisi setiap sekitar 15 km atau satu jam, bersepeda sesuai kondisi badan (30 menit di awal bulan puasa, 1 jam setelah terbiasa). Untuk tips setelah bersepeda, lakukan pendinginan, mandi dan bersihkan diri, serta istirahat untuk pemulihan. Dalam Forum Masyarakat Sepeda Indonesia ada prinsip SMART (SMALL group, MASKER on, Arm protected, green ROUTE, right TIME) sehingga bersepeda dapat dilakukan dengan aman.

Antusiasme masyarakat cukup tinggi terhadap kegiatan ini, dengan jumlah peserta sebanyak 140 orang. Banyak peserta yang mengajukan pertanyaan seputar tema yang tengah dibahas. Beberapa pertanyaan yang didiskusikan diantaranya mengenai keamanan menggunakan masker saat melakukan latihan. Dokter Tata mengatakan latihan dengan intensitas sedang masih aman jika memakai masker. Beliau mengatakan bahwa olahraga tanpa menerapkan protokol kesehatan hasilnya akan sia-sia, yang ingin memiliki tubuh yang sehat akhirnya malah dapat tertular/menularkan virus jika tidak menggunakan masker. Pak Nikko mengatakan bahwa semakin sering berlatih, kita dapat mengatur teknik yang nyaman agar tidak kesulitan bernapas saat melakukan latihan fisik seperti misalnya saat bersepeda dan usahakan pula untuk tidak berkerumun dan jaraknya pun bisa diatur. Selain itu terdapat pula pertanyaan dari peserta yang khawatir saat mandi karena memiliki masalah lambung. Dokter Ika mengatakan bahwa gejala sakit lambung/ GERD justru menjadi berkurang setelah tidur, karena saat tidur pola makan menjadi lebih teratur. Dokter Ika menyarankan untuk mengatasi gejala GERD menghindari tidur atau rebahan setelah makan.

RSUI berharap kegiatan Seminar Awam Bicara Sehat Virtual ini dapat terus hadir sebagai salah satu upaya promotif dan preventif kepada masyarakat luas. Seminar ini juga dapat dilaksanakan terkait hari aktivitas fisik sedunia tanggal 6 April lalu. Untuk mendapatkan informasi terkait pelaksanaan seminar Bicara Sehat selanjutnya dapat dipantau melalui media sosial RSUI.

Siaran ulang dari seminar awam ini dapat juga disaksikan di channel Youtube RSUI : Rumah Sakit Universitas Indonesia

Lampiran Berita Terkait: