(021) 50829292 (IGD) (021) 50829282 Pencarian

Fokus Infeksi di Rongga Mulut

Pernahkah Anda mendengar cerita seorang ibu yang sedang hamil dan sering mengalami kontraksi dini kemudian dirujuk untuk pemeriksaan gigi? Atau seorang pasien dengan kelainan jantung atau alergi di kulit diminta pergi ke dokter gigi untuk mencari sumber infeksi dari mulut?

Keadaan ini tentu membuat Anda bertanya-tanya, apa hubungannya gigi dan rongga mulut dengan berbagai kondisi atau penyakit itu? Yang sakit di badan tetapi kenapa justru mulut yang diperiksa?

Sejumlah penyakit atau gangguan kondisi tubuh dapat bersumber dari kondisi rongga mulut. Pernahkah Anda mendengar istilah “Rongga mulut merupakan cerminan kesehatan tubuh”? Istilah tersebut timbul karena penyakit di dalam tubuh dapat memberikan tanda dan gejala di rongga mulut. Selain itu, ketika ada infeksi di rongga mulut, maka bisa timbul kelainan di bagian tubuh yang lain. Keadaan ini disebut sebagai infeksi fokal, yaitu suatu infeksi lokal atau umum yang terjadi akibat penyebaran mikroba atau produk toksiknya dari suatu fokus infeksi.

Fokus infeksi adalah suatu area terbatas di jaringan yang terinfeksi oleh mikroorganisme dan biasanya berlokasi di mukosa atau area permukaan tubuh. Rongga mulut dapat menjadi sumber fokus infeksi yang berperan pada berbagai penyakit ataupun kondisi kelainan organ lain seperti abses otak (penumpukan cairan nanah di jaringan otak) , endokarditis (infeksi di jaringan jantung), infeksi sendi prostetik (infeksi di sendi buatan), infark miokard akut (serangan jantung), urtikaria (biduran) kronis, psoriasis (peradangan di kulit), hingga gangguan kondisi kehamilan yang menyebabkan berat badan lahir bayi rendah. Kondisi rongga mulut dengan kebersihan yang buruk dapat menimbulkan bakteremia, atau masuknya bakteri ke dalam aliran darah sehingga terjadi penyebaran patogen dari rongga mulut ke lokasi lain di tubuh yang menimbulkan infeksi di organ dan jaringan di luar rongga mulut. Perjalanan infeksi seperti ini dapat menimbulkan berbagai kelainan hingga kondisi terburuk seperti kematian. Berbagai kondisi rongga mulut yang dapat menjadi sumber fokus infeksi antara lain:

  1. Kelainan jaringan pulpa yang terjadi ketika lubang gigi telah mencapai saraf gigi
  2. Kelainan jaringan periapikal yang merupakan kelanjutan perjalanan dari lubang gigi
  3. Kelainan jaringan periodontal atau jaringan penyangga gigi

Ketika gigi mengalami lubang yang telah mencapai saraf gigi dan berlanjut hingga terjadi infeksi di jaringan di sekitar akar gigi, seperti abses gigi, maka bakteri dan produk toksinnya bisa masuk ke aliran darah dan menyebar ke organ lain. Kondisi ini tetap terjadi walaupun orang tersebut sudah tidak merasakan sakit gigi namun kerusakan akibat lubang di gigi masih berlanjut bahkan ketika gigi hanya tinggal berupa sisa akar. Hal ini karena sisa gigi akan tetap menimbulkan infeksi di jaringan sekitarnya.

Demikian pula yang terjadi ketika kebersihan mulut buruk, plak, sisa makanan, dan karang gigi akan menimbulkan peradangan di gusi dan jaringan penyangga gigi. Kondisi rongga mulut tersebut dapat menimbulkan bakteremia, atau masuknya bakteri dan produknya ke dalam aliran darah sehingga terjadi penyebaran dari rongga mulut ke organ lain di yang dapat menimbulkan infeksi di organ dan jaringan di luar rongga mulut. Perjalanan infeksi seperti ini dapat menimbulkan berbagai kelainan hingga kondisi yang terburuk seperti kematian. Bagaimana cara mencegah agar di rongga mulut tidak terdapat sumber fokus infeksi? Hal yang terpenting dilakukan adalah menjaga kebersihan rongga mulut dengan menyikat gigi dua kali sehari menggunakan pasta gigi berfluoride untuk menjaga keseimbangan bakteri di rongga mulut dan mencegah timbulnya gigi berlubang. Hal berikutnya adalah dengan rutin memeriksakan kondisi rongga mulut ke dokter gigi minimal enam bulan sekali.Kunjungan rutin ke dokter gigi dalam periode ini akan membantu mendeteksi dini kelainan gigi seperti lubang gigi dan juga untuk melakukan pembersihan karang gigi agar mencegah terjadinya radang gusi.

Jangan tunggu gigi menjadi sakit atau menunggu kelainan rongga mulut menjadi semakin parah, karena kondisi ini bisa menjadi penyebab kelainan di organ tubuh yang lain. Yuk, periksa gigi secara rutin minimal enam bulan sekali. Selain itu, RSUI juga memiliki dokter gigi spesialis penyakit mulut apabila. Anda mengalami permasalahan terkait infeksi di jaringan lunak rongga mulut.

Artikel dipublikasikan juga pada Buletin Bicara Sehat Edisi 9, yang dapat diakses melalui (KLIK)

 

Referensi:

  1. Kumar PS. From focal sepsis to periodontal medicine: a century of exploring the role of the oral microbiome in systemic disease. J Physiol 595.2 (2017) pp 465–476.
  2. Patil R, et al. Role of oral foci in systemic diseases: An update. Int J Contemp Dent Med Rev, vol. 2017, Article ID: 040117, 2017. doi: 10.15713/ins.ijcdmr.115
  3. Brzewski PL, Spalkowska M, et al. The role of focal infections in the pathogenesis of psoriasis and chronic urticaria. Postep Derm Alergol 2013; XXX, 2: 77–84. DOI: 10.5114/pdia.2013.34155
  4. Rocca J. Fornaini C, Wang Z, Tan L, Merigo E. Focal Infection and Periodontitis: A Narrative Report and New Possible Approaches. International Journal of Microbiology, Vol. 2020, Article ID 8875612. https://doi.org/10.1155/2020/8875612