(021) 50829292 (IGD) (021) 50829282 Pencarian

Genre eSports: Dunia “Olahraga” Baru dalam Tinjauan Kesehatan

Para gamers atau pemain video game tentu sudah tak asing dengan istilah eSports, sebuah industri “olahraga” baru untuk komunitas dewasa muda yang sedang populer saat ini. Terjadi perubahan tren industri gaming yang sebelumnya merupakan hobi kini menjadi olahraga profesional yang kian terorganisir.

Electronic sports atau eSports merupakan sebuah kompetisi bermain video games dengan rata-rata seorang atlet menghabiskan waktu 5,5 hingga 10 jam bermain di depan layar.  Sejarah eSports diawali dengan kompetisi game Spacewar oleh 24 siswa Universitas Stanford pada tahun 1972.2  Tahun 2018, eSports pertama kali muncul di Asian Games sebagai olahraga demonstrasi dengan perolehan medali tidak dihitung dalam perhitungan medali resmi.

Masyarakat Indonesia yang bermain eSports juga mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Baru-baru ini, Indonesia juga menggelar IESF 14th World eSports Championship di Bali dan berhasil menjadi juara umum yang membuat Indonesia menduduki peringkat 17 Dunia.

Kontroversi Seputar eSports

Perdebatan tentang eSports yang tetap menjadi topik diskusi yang panas untuk dibicarakan adalah terkait pengkategorian eSports sebagai olahraga. Pada tahun 2014, Physical Activity Council di Amerika mengharapkan eSports dapat menjadi sebuah solusi dalam mengatasi banyaknya masyarakat yang tidak memenuhi rekomendasi World Health Organization (WHO) dalam melakukan aktivitas fisik maupun latihan fisik. Akan tetapi di sisi yang lain, hal ini menimbulkan kontroversi karena perbedaan sifat olahraga yang cenderung sangat membutuhkan kemampuan fisik, sementara sebaliknya yang terjadi pada permainan eSports.

Seolah menyangkal perbedaan tersebut, pernyataan yang dikeluarkan sebuah aplikasi berbasis video game, Stakester, mengatakan bahwa dalam dua jam bermain video game, dapat mengeluarkan kalori setara dengan melakukan 1000 kali sit-up. Namun, penelitian Gao, dkk.6 menyatakan bahwa bermain video game meningkatkan pengeluaran energi, denyut nadi bahkan aktivitas fisik pada atlet eSports. Hasil penelitian tersebut juga masih diperdebatkan, karena masih bervariasinya hasil pada beberapa penelitian lainnya.

Rasanya tidak masalah dengan terminologi olahraga atau menyebut para pemainnya sebagai atlet, namun yang mengkhawatirkan adalah adanya narasi yang dapat menyesatkan bahwa eSports memberikan dampak positif bagi kesehatan dan kebugaran individu.

Masalah Kesehatan pada Atlet eSports

Maraknya fenomena eSports juga menciptakan beberapa masalah kesehatan yang bisa diakibatkan atmosfer eSports yang kompetitif, seperti:

1. Masalah Fisik

Sebanyak 35% atlet eSports mengalami nyeri leher dan nyeri punggung, 56% mengeluhkan mata lelah, 36% mengalami nyeri pergelangan tangan, dan 90% mengalami pandangan kabur dan nyeri kepala. Pada level profesional, atlet eSports berisiko mengalami cedera overused akibat gerakan repetitif, postur yang buruk, dan computer eye syndrome.6,9 Selain itu, penelitian di Australia menyatakan hanya 19% dari atlet eSport yang memenuhi rekomendasi latihan fisik WHO yang menjadi faktor risiko terjadinya penyakit akibat pola hidup sedenter.10

2.  Masalah Psikologis

Beberapa penelitian menunjukkan masalah psikologis seperti gangguan tidur, perilaku agresif dan tidak kooperatif, gangguan cemas, depresi, apatis, fobia sosial, perilaku obsessive-compulsive, gangguan paranoid, gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas hingga kecanduan bermain game.11

3.  Adiksi

Berbeda dengan olahraga basket atau sepak bola, video games memang lebih bersifat adiktif. Bahkan WHO pada tahun 2018 menambahkan “gaming disorder” pada International Classification of Diseases. Video game menstimulasi bagian otak yang sama dengan alkohol dan narkotika yang memicu peningkatan dopamin. Dalam jangka panjang, terjadi perubahan jalur kimia di otak, sehingga dibutuhkan stimulus yang lebih sering untuk mencapai rasa puas. Hal inilah yang menyebabkan gaming addiction.

Hal-hal yang Perlu Menjadi Perhatian

Masalah kesehatan masih menjadi perhatian tersendiri di eSports. Atlet eSports, baik yang profesional maupun rekreasional, memiliki risiko masalah kesehatan yang lebih tinggi karena karakteristik kegiatan utama yang tidak lepas dari duduk berlama-lama saat bermain game. Oleh karena itu, layaknya atlet pada umumnya, pemantauan dan pembatasan dalam bermain eSport perlu diperhatikan secara serius. Terbenturnya masalah kesehatan pada eSports, baik secara fisik maupun mental, akan menyebabkan performa menjadi tidak optimal ketika sedang bertanding.

Segera berkonsultasi dengan dokter olahraga apabila ingin menjaga kesehatan selama bermain eSports sehingga dapat dilakukan pencegahan dari risiko-risiko kesehatan yang mungkin dapat terjadi. Pola hidup sehat dan seimbang diperlukan untuk menunjang performa dan menjaga kesehatan pada eSports.

Berolahraga akan memberikan energi dan membuat individu menjadi lebih produktif

MDK Farmakologi Olahraga 2022/2023 – Program Pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga

Referensi:

  1. Hamari J, Sjöblom M. What is Esports and why do people watch it? Internet Research. 2017;27(2):211–32.
  2. Billings AC, Armstrong CL, Brown KA, Leeper JD, Sherrick BI. Competitive Sport In Web 2.0: Consumer Motivation, Spectatorship Experience, And The Degree Of Overlap Between Traditional Sport And E-sports By Jue Hou. 2019.
  3. Hidayah A. E-sports indonesia peringkat 17 Dunia, Sumbang RP 30 T setahun [Internet]. CNBC Indonesia. 2022. Tersedia di: https://www.cnbcindonesia.com/tech/20221120065129-37-389569/E-sports-indonesia-peringkat-17-dunia-sumbang-rp-30-t-setahun
  4. Indonesian e-sport - bkpm.go.id [Internet]. Tersedia di: https://www.bkpm.go.id/images/uploads/whyinvest_file/Indonesian_E-Sport.pdf
  5. Jenny, S. E., Manning, R. D., Keiper, M. C., & Olrich, T. W. (2016). Virtual(ly) Athletes: Where eSports Fit Within the Definition of “Sport.” Quest, 69(1), 1–18.
  6. Gao Z, Chen S, Pasco D, Pope Z. A meta-analysis of active video games on health outcomes among children and adolescents. Obes Rev. 2015 Sep;16(9):783-94.
  7. Bochner RE, Sorensen KM, Belamarich PF. The Impact of Active Video Gaming on Weight in Youth: A Meta-Analysis. Clinical Pediatrics. 2015;54(7):620-628.
  8. Haupt S, Wolf A, Heidenreich H, Schmidt W. Energy expenditure during eSports-a case report. Dtsch Z Sportmed. 2021; 72:36-40.
  9. Difrancisco-Donoghue J, Balentine J, Schmidt G, Zwibel H. Managing the health of the E-sports athlete: An integrated health management model. BMJ Open Sport Exerc Med. 2019 Jan 1;5(1).
  10. Trotter MG, Coulter TJ, Davis PA, Poulus DR, Polman R. The Association between Esports Participation, Health and Physical Activity Behaviour. Int J Environ Res Public Health. 2020 Oct 8;17(19):7329. doi: 10.3390/ijerph17197329. PMID: 33049914; PMCID: PMC7579013.
  11. Are e-Sports The Next Addiction Epidemic?: Family Addiction Specialist: Addiction Counselor [Internet]. Tersedia di: https://www.familyaddictionspecialist.com/blog/are-E-sportss-the-next-addiction-epidemic
  12. Palanichamy T, Sharma MK, Sahu M, Kanchana DM. Influence of E-sports on stress: A systematic review. Ind Psychiatry J. 2020;29(2):191–9.