Nyeri dan disfungsi bahu sering kali menjadi masalah yang membatasi aktivitas sehari-hari dan mengurangi kualitas hidup, terutama bagi mereka yang mengalami Hypermobility Spectrum Disorder (HSD). Kondisi ini menyebabkan sendi dapat bergerak melampaui rentang gerak normal, yang seringkali diiringi dengan nyeri kronis dan ketidakstabilan sendi. Perdebatan terus berlangsung tentang jenis latihan yang paling efektif—latihan beban rendah atau beban tinggi—untuk memperbaiki fungsi bahu pada pasien dengan HSD.
Kondisi Hypermobility Spectrum Disorder (HSD) merupakan kondisi sendi yang dapat bergerak melampaui rentang gerak normal, namun sering kali disertai dengan nyeri kronis, ketidakstabilan sendi, dan penurunan kualitas hidup. Pengelolaan kondisi ini umumnya melibatkan latihan fisik sebagai intervensi utama, namun efektivitas berbagai jenis latihan, terutama latihan beban tinggi dibanding dengan beban rendah, masih menjadi perdebatan.
Manfaat Latihan Beban Tinggi
Penelitian yang dilakukan oleh Liaghat et al. menunjukkan bahwa meskipun tidak ada perbedaan signifikan dalam peningkatan fungsi bahu antara latihan beban tinggi dan rendah, latihan beban tinggi memberikan manfaat tambahan dalam aspek emosional pasien. Pasien yang menjalani latihan beban tinggi melaporkan peningkatan yang lebih besar dalam hal pengelolaan gejala dan perasaan percaya diri terhadap kondisi bahu mereka dibandingkan dengan mereka yang menjalani latihan beban rendah.
Efektivitas Jangka Panjang dan Manfaat Psikologis
Selain manfaat fisik, latihan beban tinggi juga memberikan dampak positif dalam jangka panjang, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan psikologis pasien. Pasien yang menjalani program latihan beban tinggi mengalami pengurangan kecemasan dan peningkatan rasa percaya diri dalam mengelola nyeri bahu.1 Hal ini sejalan dengan penelitian lain yang menyatakan bahwa latihan fisik, terutama yang berfokus pada kekuatan, dapat membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan kesehatan mental pasien.
Latihan Beban Rendah: Pilihan Alternatif yang Aman?
Meskipun latihan beban tinggi menunjukkan keunggulan dalam beberapa aspek, latihan beban rendah tetap merupakan alternatif yang layak dan aman bagi pasien dengan risiko cedera yang lebih tinggi atau kondisi kesehatan tertentu yang menyertai. Latihan beban rendah juga dapat memberikan manfaat signifikan dalam meningkatkan fungsi bahu jika dilakukan secara konsisten dan dalam jangka panjang.
Menemukan Pendekatan yang Tepat
Latihan fisik, baik dengan beban tinggi maupun rendah, adalah bagian penting dalam pemulihan cedera bahu pada pasien dengan Hypermobility Spectrum Disorder. Pada akhirnya, pemilihan antara latihan beban tinggi dan rendah harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik setiap pasien. Meskipun latihan beban tinggi memberikan beberapa keuntungan tambahan, terutama dalam aspek emosional, latihan beban rendah tetap menjadi pilihan yang aman bagi banyak individu. Dengan pendekatan yang tepat dan pendampingan oleh dokter olahraga, maka setiap pasien dapat mencapai peningkatan fungsi bahu yang signifikan dan kualitas hidup yang lebih baik. Setiap hari dalam pemulihan adalah langkah menuju kesehatan.
Kepustakaan
- Liaghat, B., Juul-Kristensen, B., Faber, D. A., Christensen, E. O., Søgaard, K., & Skou, S. T. (2024). One-year effectiveness of high-load compared with low-load strengthening exercise on self-reported function in patients with hypermobile shoulders: A secondary analysis from a randomised controlled trial. British Journal of Sports Medicine, 58(4), 373-381.
- Cools, A. M., Johansson, F. R., Borms, D., & Maenhout, A. (2015). Shoulder pain and dysfunction in recreational weight-training participants. Journal of Athletic Training, 50(1), 50-57.
- Smith, T. O., Easton, V., Bacon, H., et al. (2014). The relationship between benign joint hypermobility syndrome and psychological distress: A systematic review and meta-analysis. Rheumatology (Oxford), 53(1), 114-122.
- Escamilla, R. F., Yamashiro, K., Paulos, L., & Andrews, J. R. (2009). Shoulder muscle activity and function in common shoulder rehabilitation exercises. Sports Medicine, 39(8), 663-685.
- Reed, D., Cathers, I., Halaki, M., et al. (2018). Shoulder muscle activation patterns and levels differ between open and closed-chain abduction. Journal of Science and Medicine in Sport, 21(5), 462-466.