Nyeri sendi, terutama pada lutut dan pinggul, adalah keluhan umum yang seringkali mengganggu kualitas hidup banyak orang, terutama pada usia lanjut. Selama ini, pilihan utama untuk meredakan nyeri adalah dengan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs) dan paracetamol. Namun, apakah obat ini benar-benar lebih efektif dibandingkan dengan terapi fisik seperti olahraga?
steoarthritis (OA) adalah penyakit sendi degeneratif yang paling umum dan merupakan penyebab utama nyeri kronis pada orang tua. Banyak pasien OA mengandalkan obat-obatan seperti NSAIDs dan paracetamol untuk mengurangi rasa sakit dan meningkatkan fungsi fisik mereka. Namun, obat-obatan ini memiliki risiko efek samping yang serius, terutama pada sistem pencernaan dan kardiovaskular, khususnya pada individu yang lebih tua atau memiliki penyakit penyerta.1 Di sisi lain, pedoman klinis secara konsisten merekomendasikan olahraga sebagai terapi inti untuk OA, tetapi penerapannya seringkali masih kurang optimal.2
Olahraga vs. Obat: Mana yang Lebih Efektif?
Sebuah studi yang mencakup 152 uji klinis acak dengan lebih dari 17.000 peserta menunjukkan bahwa olahraga memiliki efek analgesik yang setara dengan NSAIDs dan paracetamol, baik dalam jangka pendek (4 minggu), menengah (8 minggu), maupun jangka panjang (24 minggu). Temuan ini mengejutkan karena selama ini obat-obatan dianggap sebagai pilihan utama untuk mengatasi nyeri OA, padahal dalam literatur medis, obat-obatan bukan satu-satunya, apalagi yang utama, dalam tata laksana OA.3 Dalam studi ini, peserta yang menjalani terapi olahraga melaporkan pengurangan nyeri yang sama dengan mereka yang mengonsumsi NSAIDs atau paracetamol. Selain itu, olahraga juga memberikan perbaikan signifikan dalam fungsi fisik tanpa risiko efek samping serius yang terkait dengan penggunaan jangka panjang NSAIDs dan paracetamol. Ini menjadi bukti kuat bahwa olahraga bukan hanya sekadar aktivitas fisik, tetapi juga bisa berfungsi sebagai "obat" yang efektif untuk OA.4
Mengapa Olahraga Belum Jadi Pilihan Utama?
Meskipun bukti yang mendukung olahraga sebagai terapi efektif untuk OA semakin kuat, masih banyak pasien dan praktisi medis yang ragu untuk menjadikannya sebagai pilihan utama. Beberapa faktor yang menghambat adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan olahraga, kurangnya protokol standar yang disepakati, dan kekhawatiran akan kemungkinan memburuknya kondisi sendi akibat olahraga.5
Namun, bukti ilmiah menunjukkan bahwa olahraga yang dilakukan dengan tepat, baik dari segi intensitas, durasi, maupun frekuensi, dapat memberikan manfaat besar tanpa memperparah kondisi OA. Bahkan, bagi individu yang memiliki risiko tinggi terhadap efek samping NSAIDs dan paracetamol, olahraga bisa menjadi solusi alternatif yang lebih aman dan sama efektifnya.1
Olahraga Sebagai Solusi Komprehensif
Dengan bukti yang ada, saatnya mengubah paradigma pengobatan OA dari ketergantungan pada obat-obatan menjadi pendekatan yang lebih holistik dengan memasukkan olahraga sebagai bagian utama dari terapi. Olahraga tidak hanya setara dengan NSAIDs dan paracetamol dalam hal mengurangi nyeri, tetapi juga memberikan manfaat tambahan yang tidak dapat disediakan oleh obat-obatan.4
Mengubah Paradigma Pengobatan
Dengan bukti yang semakin kuat, olahraga seharusnya mendapatkan perhatian yang lebih besar dalam manajemen OA. Bukan hanya sebagai aktivitas fisik biasa, tetapi sebagai terapi yang efektif dan aman untuk meredakan nyeri dan memperbaiki fungsi sendi. Jadi, jika Anda menderita OA, pertimbangkan untuk mengadopsi olahraga sebagai bagian dari strategi pengelolaan nyeri Anda—karena olahraga bisa jadi obat terbaik yang Anda butuhkan. Segera berkonsultasi dengan dokter olahraga untuk pembuatan program latihan yang sesuai. Gerak adalah obat paling sederhana demi kesehatan Anda
Referensi:
- da Costa, B. R., Reichenbach, S., Keller, N., et al. (2017). Effectiveness of non-steroidal anti-inflammatory drugs for the treatment of pain in knee and hip osteoarthritis: a network meta-analysis. The Lancet, 390(10090), e21-e33.
- Kolasinski, S. L., Neogi, T., Hochberg, M. C., et al. (2020). 2019 American College of Rheumatology/Arthritis Foundation guideline for the management of osteoarthritis of the hand, hip, and knee. Arthritis & Rheumatology, 72(2), 220-233.
- Weng, Q., Goh, S. L., Wu, J., et al. (2023). Comparative efficacy of exercise therapy and oral non-steroidal anti-inflammatory drugs and paracetamol for knee or hip osteoarthritis: a network meta-analysis of randomised controlled trials. British Journal of Sports Medicine, 57, 990–996.
- Bannuru, R. R., Osani, M. C., Vaysbrot, E. E., et al. (2019). OARSI guidelines for the non-surgical management of knee, hip, and polyarticular osteoarthritis. Osteoarthritis and Cartilage, 27(11), 1578-1589. doi:10.1016/j.joca.2019.06.011
- Weng, C., Zhang, W., Doherty, M., et al. (2021). Comparative efficacy and safety of acetaminophen, topical and oral non-steroidal anti-inflammatory drugs for knee osteoarthritis: evidence from a network meta-analysis of randomized controlled trials and real-world data. Osteoarthritis and Cartilage, 29(9), 1242-1251.