Sendi temporomandibular (TMJ) adalah salah satu sendi paling kompleks di tubuh manusia. Sendi ini terletak di depan telinga dan menghubungkan rahang bawah dengan tulang tengkorak. Sendi TMJ berperan penting dalam fungsi pengunyahan, bicara, dan gerakan rahang lainnya. Temporomandibular Disorder (TMD) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai masalah klinis yang mempengaruhi otot-otot pengunyahan, TMJ, dan struktur terkait lainnya. Walaupun penyebab pastinya dapat merupakan gabungan dari beberapa hal, namun secara garis besar, TMD dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti anatomis, patofisiologis, trauma, psikologis, dan genetik.
Gejala TMD meliputi rasa sakit di otot atau sendi TMJ, pergerakan rahang yang terbatas, dan bunyi berulang saat membuka atau menutup mulut ataupun perubahan pola pembukaan mulut. Gangguan tersebut dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari dan menyebabkan ketidaknyamanan.
Jenis perawatan TMD sangat beragam tergantung diagnosanya, namun pada prinsipnya perawatan TMD dibagi menjadi dua yaitu terapi suportif dan definitif. Adapun nyeri di TMJ akibat TMD dapat ditangani dengan cara konservatif maupun pembedahan. Terapi konservatif meliputi fisioterapi, farmakoterapi dan penggunaan occlusal appliance. Fisioterapi melibatkan latihan dan terapi fisik untuk mengurangi ketegangan otot dan meningkatkan fungsi sendi. Farmakoterapi biasanya berupa pemberian analgesik serta anti peradangan. Occlusal appliance atau splint merupakan alat khusus yang dipasang di mulut untuk membantu menstabilkan rahang dan mengurangi tekanan di TMJ, tujuannya adalah untuk memungkinkan sendi berada di posisi yang nyaman serta menghilangkan kebiasaan menggertakkan gigi sehingga mengurangi nyeri.
Penggunaan occlusal appliance biasanya akan melibatkan dokter gigi spesialis prostodonsia. Selain itu, jika kondisi TMD disebabkan oleh hubungan gigi geligi yang tidak baik, maka pasien dapat disarankan untuk merapikan gigitan menggunakan perawatan ortodonti (behel) dengan dokter gigi spesialis ortodonti.
Terapi pembedahan pada TMD dilakukan oleh dokter gigi spesialis bedah mulut maksilofasial dan biasanya dimulai dari prosedur yang paling tidak invasif, yaitu arthrocentesis. Beberapa penelitian menyatakan tindakan arthrocentesis di awal terjadinya gejala TMD memungkinkan pemulihan sendi dengan lebih cepat dan hasilnya dapat bertahan dalam jangka panjang. Arthrocentesis adalah prosedur minimal invasif yang digunakan untuk mengatasi gangguan TMJ. Prosedur ini bertujuan untuk mengurangi peradangan, memperbaiki posisi bantalan pelindung sendi, memperbaiki mobilitas sendi, merangsang perbaikan tulang sendi, serta mengatasi rasa nyeri. Arthrocentesis dilakukan dengan cara mengalirkan cairan ke dalam ruang TMJ untuk mencuci zat-zat penyebab radang yang kemudian dilanjutkan dengan memberikan hyaluronic acid sebagai pelumas pergerakkan sendi dan menginisiasi regenerasi tulang sendi sehingga mampu meningkatkan fungsi sendi.
Arthrocentesis menawarkan banyak keuntungan, termasuk risiko komplikasi yang rendah, meredakan rasa nyeri yang cepat, dan biaya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan prosedur pembedahan lainnya. Prosedur ini merupakan solusi efektif untuk mengatasi TMD dan memberikan hasil yang memuaskan dengan risiko yang rendah. Meski demikian, pada beberapa kasus yang sangat parah, tindakan arthrocentesis saja mungkin tidak cukup untuk mengatasi nyeri yang dirasakan sehingga perlu pembedahan lainnya yang lebih invasif seperti prosedur discopexy, arthroplasty, bahkan total-joint replacement.
Perawatan komprehensif sendi rahang mencakup fisioterapi, pembuatan splint, perawatan behel, arthrocentesis, maupun pembedahan invasif TMJ dapat dilakukan di RS Universitas Indonesia. Konsultasikan kondisi sendi rahang sahabat RSUI ke dokter gigi spesialis terkait untuk mengetahui perawatan yang tepat untuk Anda.
Artikel dipublikasikan juga pada Buletin Bicara Sehat Edisi 9, yang dapat diakses melalui (KLIK)
Referensi:
- Soni A. Arthrocentesis of temporomandibular joint-bridging the gap between non-surgical and surgical treatment. Ann Maxillofac Surg 2019;9(1):158.
- Kumar V, Kaushal A, Tiwari D, Ahmad SM. Temporomandibular joint arthrocentesis: a case series. Indian Journal of Otoralyngology and Head & Neck Surgery 2022;4(Suppl3):4521.
- Thakkar SH, Padhye M, Kini Y, Desai R, Shah V, Pawar S, et al. Arthrocentesis: a minimally invasive approach for temporomandibular joint pain. International Journal of Head and Neck Surgery 2014;5(2):61-65.
- Gonçalves DA, et al. Temporomandibular disorders: etiology and diagnosis. Oral Surgery, Oral Medicine, Oral Pathology, Oral Radiology, and Endodontology 2010;110(3):360-370.
- Ibi M. Inflammatory mechanisms associated with synovitis in the temporomandibular joint: Over-stretching and sprain. Frontiers in Physiology 2019;10:85.
- Acri TM, et al. Tissue engineering approaches for temporomandibular joint disc regeneration. Regenerative Medicine 2018;13(1):41-54.
- Tvrdý P, et al. Arthrocentesis of the temporomandibular joint: Review of the literature. Biomedical Papers of the Medical Faculty of the University Palacky, Olomouc, Czechoslovakia 2015;159(1):31-34.
- Rizk H, et al. Arthrocentesis for temporomandibular joint disorders: Outcomes and patient satisfaction. Journal of Oral and Maxillofacial Surgery 2022;80(1):123-130.
- Santagata M, et al. The efficacy of sodium hyaluronate in TMJ arthrocentesis. Journal of Stomatology, Oral and Maxillofacial Surgery 2020;121(2):135-139.
- MOHAMED WA, Elmorsy MN. Exercise therapy post-arthrocentesis: Effect on pain and function in TMJ disorders. Journal of Oral Rehabilitation 2022;49(3):389-395.
- Himawan, Laura Susanti. Gangguan Sendi Rahang Memahami Gejala, Penyebab serta Kiat Mencegah dan Mengatasi TMD. Penerbit Buku Kompas Gramedia.2018.
- Thorpe ARDS, Haddad Y, Hsu J. A systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials comparing arthrocentesis with conservative management for painful temporomandibular joint disorder. Int J Oral Maxillofac Surg. 2023 Aug;52(8):889-896. doi: 10.1016/j.ijom.2022.12.005. Epub 2023 Jan 31. PMID: 36732095.
- Tang YH, Vos LM, Tuin AJ, Huddleston Slater JJR, Gareb B, van Bakelen NB, et al. (2023). Arthrocentesis versus non-surgical intervention as initial treatment for temporomandibular joint arthralgia: a randomized controlled trial with long-term follow-up. International Journal of Oral and Maxillofacial Surgery 52:595–603.