(021) 50829292 (IGD) (021) 50829282 Pencarian

Anak Sering Buang Air Besar, Waspada Diare Akut!

Halo Ayah Bunda.

Apakah si kecil pernah mengalami diare? 

Ayah Bunda mungkin cemas ya, apakah si kecil dehidrasi? Apakah si kecil perlu ke rumah sakit segera?

Yuk kita simak penjelasan berikut.

Diare merupakan salah satu penyakit yang sering dikeluhkan pada anak, yang menempati urutan kedua dalam 10 penyakit terbanyak di masyarakat. Berdasarkan Riset Kesehatan Nasional tahun 2018, prevalensi diare di Indonesia menurut karakteristik berdasarkan kelompok umur pada anak mencapai 38,5%.

Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali per hari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu. Namun, pada bayi yang minum ASI, sering frekuensi buang air besarnya lebih dari 3-4 kali per hari, keadaan ini tidak dapat disebut diare, tetapi masih bersifat fisiologis atau normal. Oleh karena itu, pada bayi ASI eksklusif defisini diare yang praktis adalah meningkatnya frekuensi buang air besar atau konsistensinya menjadi cair yang menurut ibunya abnormal atau tidak seperti biasanya.

Sebagian besar kasus penyebab diare adalah infeksi akut pada usus halus yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasite. Akan tetapi berbagai penyakit dapat juga menyebabkan diare akut seperti sindrom malabsorpsi. Setiap episode diare, dapat menyebabkan kekurangan gizi karena anak menjadi lebih sedikit makan dan berkurangnya kemampuan usus untuk menyerap sari makanan.

Kapan Orangtua perlu Membawa Anaknya ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan Segera?

Dehidrasi merupakan komplikasi tersering pada diare akut yang membuat anak harus segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan. Hal ini merupakan aspek penting yang perlu diketahui orang tua karena dehidrasi menjadi salah satu penyebab utama kematian pada diare.

Berikut tanda dehidrasi yang dapat dinilai orangtua:

  • Anak menjadi lebih rewel atau gelisah atau tampak lemas
  • Mata tampak lebih cekung dan air mata tidak ada ketika anak menangis
  • Anak tampak lebih haus atau sudah mulai tidak bisa minum atau malas minum
  • Buang air kecil berkurang

Apabila ada tanda-tanda diatas dibawa ke fasilitas kesehatan untuk di evaluasi lebih lanjut

Apa yang dapat Orangtua Berikan di Rumah?

Anak yang menderita diare tanpa dehidrasi dapat ditangani di rumah dengan memberikan larutan rehidrasi oral (oral rehydration solution, ORS) atau oralit® guna mencegah terjadinya dehidrasi. Pemberian ORS sebagai pertolongan pertama ketika anak kita mengalami diare untuk menggantikan cairan dan elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat diare. Walaupun air sangat penting untuk mencegah dehidrasi, air minum tidak mengandung garam elektrolit yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit dalam tubuh sehingga lebih diutamakan oralit. Campuran glukosa dan garam yang terkandung dalam oralit dapat diserap dengan baik oleh usus penderita diare. Satu bungkus ORS dimasukkan ke dalam satu gelas air matang (200 cc). Oralit dapat didapatkan dari berbagai pusat perbelanjaan yang menjual obat-obatan. Berikan ORS sebanyak 50-100 cc setiap kali diare pada anak di bawah 1 tahun dan 100-200 cc pada anak-anak di atas 1 tahun.

Selain pemberian cairan oralit, anak tetap harus terus mendapatkan diet yang sesuai dengan usia, untuk mencegah kekurangan gizi atau penurunan berat badan selama anak mengalami diare. Selain itu, meneruskan pemberian makan yang baik dapat mengembalikan fungsi saluran cerna serta meminimalisir kehilangan zat gizi dari diare. Pemberian dengan metode small frequent feeding direkomendasikan selama fase diare hingga fase pemulihan pasca diare sekitar 2 minggu. Bagi anak yang masih mendapatkan ASI, pemberian ASI tetap dilanjutkan. Berikan anak makanan yang nyaman dikunyah dan mudah dicerna seperti nasi tim, atau bubur disertai nutrisi yang baik. Pemberian makanan tinggi kalium seperti buah pisang, air kelapa, jus buah tanpa gula pada anak di atas 6 bulan dapat membantu memulihkan fungsi usus pada anak diare.

Pemberian suplementasi seperti Zink dan probiotik pada anak yang mengalami diare harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter ya Ayah Bunda dengan datang ke fasilitas pelayanan kesehatan. Bagi Ayah Bunda yang ingin memeriksakan anaknya dapat berkonsultasi dengan dokter Spesialis Anak di RSUI. Sebelumnya, juga dapat buat janji dengan dokter melalui website atau nomor telepon RSUI, sehingga tidak perlu menunggu lama saat sesampainya di rumah sakit.

Referensi:

  1. Bambang S dan Nurtjahjo BS. 2009. Diare dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. Jakarta. UKK-Gastroenterologi-Hepatologi
  2. Kementrian Kesehatan RI. 2019. Laporan Nasional Riskesdas 2018. Jakarta. Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
  3. Kementrian Kesehatan RI. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare. Jakarta. Departemen Kesehatan RI