Seiring bertambahnya usia, keriput, kulit kusam, atau kendur sering muncul tanpa bisa dihindari. Banyak orang kemudian mencari cara cepat untuk memperbaikinya, mulai dari krim perawatan wajah, perawatan modern seperti filler/botox, hingga prosedur bedah plastik. Berbagai perawatan ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing di mana perawatan seperti filler/botox memiliki hasil instan namun ada resiko efek samping, prosedur bedah plastik hasilnya drastis namun sifatnya invasif dan butuh pemulihan, sedangkan krim perawatan wajah baik untuk perawatan harian namun hasilnya terbatas.
Oleh karena adanya keterbatasan tersebut, semakin banyak orang yang mulai mencari cara alami dan bebas efek samping untuk tetap terlihat cantik alami dan awet muda. Salah satu metode yang kini kembali menjadi perhatian adalah ‘akupunktur medik untuk estetika’.
Apa itu Akupunktur Medik untuk Estetika?
Akupunktur adalah suatu metode pengobatan dengan jarum pada titik-titik akupunktur yang mengembalikan keseimbangan tubuh, membantu berbagai masalah kesehatan maupun estetika. Saat ini akupunktur medik di Indonesia dilakukan dengan pendekatan ilmu kedokteran dasar dan berdasarkan bukti ilmiah. Dalam konteks estetika, akupunktur medik difokuskan pada wajah, namun tetap melibatkan titik-titik tubuh lainnya untuk mendukung keseimbangan tubuh, sehinga hasil yang didapatkan bukan hanya kulit lebih sehat, tetapi juga tubuh yang terasa lebih bugar.
Bagaimana cara kerjanya?
Dengan melakukan stimulasi pada titik-titik akupunktur, akan didapatkan berbagai efek yang diharapkan yaitu:
- Meningkatkan sirkulasi darah;
- Merangsang produksi kolagen dan elastin;
- Mengencangkan otot wajah;
- Menyeimbangkan hormon dan metabolisme; dan
- Memberikan efek relaksasi dan mengurangi stres.
Beberapa manfaat akupunktur estetika yang telah terbukti adalah garis halus dan keriput berkurang secara bertahap; kantung mata dan lingkaran hitam tampak lebih ringan; kulit menjadi lebih cerah, segar, dan sehat; membantu mengatasi jerawat serta memperbaiki tekstur kulit. Selain itu, tubuh terasa lebih rileks dan tidur lebih berkualitas.
Bagaimana protokol umum akupunktur untuk estetika?
Satu sesi akupunktur estetika biasanya berlangsung 30–40 menit, dengan frekuensi terapi 1-2 kali per minggu. Efek akupunktur akan optimal apabila dilakukan selama satu serial pengobatan yaitu 10-12 kali terapi. Dengan dilakukannya akupunktur secara rutin, akan didapatkan efek kumulatif yang bertahan lebih lama.
Di RSUI, layanan akupunktur yang dilakukan oleh dokter spesialis akupunktur medik yang berpengalaman dan berkompeten, dengan metode yang aman dan terbukti secara ilmiah. Fasilitasnya nyaman dan mendukung keberhasilan terapi. Jadi, jika Anda ingin mencoba cara alami untuk mempercantik diri sekaligus meningkatkan kualitas kesehatan, akupunktur estetika bisa menjadi pilihan menarik untuk dipertimbangkan.
Layanan Akupunktur Estetika di RSUI
Di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Depok, tersedia layanan Akupunktur Medik untuk Estetika yang ditangani langsung oleh dokter spesialis akupunktur medik berpengalaman. Dengan pendekatan berbasis ilmu kedokteran dan bukti ilmiah, setiap terapi dilakukan secara aman, nyaman, dan menyeluruh.
Mulai dari konsultasi, pemeriksaan, hingga sesi terapi, semua dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan personal pasien. Manfaatnya bukan hanya untuk membuat kulit lebih sehat, kencang, dan segar, tetapi juga membantu tubuh terasa lebih bugar dan rileks.
📍 Alamat: Rumah Sakit Universitas Indonesia
Jl. Prof. DR. Bahder Djohan, Pondok Cina, Beji, Depok, Jawa Barat
📧 Email: rsui@ui.ac.id
📞 Telepon: (021) 50829292
📱 WhatsApp: 0811 9113913
Saatnya tampil cantik alami sekaligus menjaga kesehatan tubuh. Yuk, coba pengalaman akupunktur estetika di RSUI dan rasakan manfaatnya secara nyata!
Sumber:
- Wyganowska, M. L., & Ciesielski, P. (2024). Facial acupuncture as a way to restore external and internal well-being. Journal of Face Aesthetics, 7(1), 45-55.
- LaCova-Bhat, L. (2017). Facial Acupuncture & Facial Rejuvenation. Internationa Journal of Complementary & Alternative Medicine, 6(6), 00205.
- Haghir, H., Yazdanpanah, M. J., Khadem-Rezaiyan, M., Bidouei, F., & Azizi, H. (2024). Effects of Face and Body Acupuncture on Glabellar Frown Lines in Women Aged 30–59: a Study Protocol for a Double-Arm Randomized Waitlist-Controlled Trial. Innovations in Acupuncture and Medicine, 17(6), 221-228.
- Cheng, H., Xie, L., Wang, T., & Shi, B. (2024). Effectiveness of acupuncture therapy on improvement of nasolabial folds and marionette lines: A retrospective study. Health Science Reports, 7(8), e70014.
- Fang, Y. R., Suwa, F., Uemura, M., Wato, M., & Tanaka, A. (2012). Cosmetic acupuncture for Oriental Medicine treatment. Journal of Osaka Dental University, 46(1), 5-9.
- Hwang, J., & Lio, P. A. (2021). Acupuncture in dermatology: an update to a systematic review. The Journal of Alternative and Complementary Medicine, 27(1), 12-23.