(021) 50829292 (IGD) (021) 50829282 Pencarian

Peran Terapis Gigi untuk Mengatasi Dental Anxiety pada Anak

Tiga puluh persen anak di dunia mengalami kecemasan saat melakukan perawatan gigi. Kunjungan perawatan gigi seringkali menjadi momen menakutkan bagi anak, hal ini disebabkan oleh rasa cemas yang timbul karena adanya suara bising, peralatan gigi yang asing dan keluhan nyeri selama proses perawatan. Saat si kecil merasa takut dan cemas, mereka cenderung memberikan reaksi negatif seperti menangis berlebih, berteriak hingga melempar barang di sekitarnya. Kecemasan pada anak saat perawatan gigi perlu diatasi dengan tepat, karena kecemasan dapat membuat anak menolak untuk memeriksakan kesehatan giginya di masa mendatang.

Ada tiga faktor utama yang dapat mempengaruhi dental anxiety atau kecemasan dental pada anak yaitu faktor personal, faktor eksternal, dan faktor dental. Faktor personal berkaitan dengan usia, kondisi psikologis dan temperamen anak. Anak usia lebih kecil mungkin akan terlihat tidak kooperatif di klinik karena secara alamiah mereka takut bertemu dengan orang dewasa asing. Kecemasan pada anak terkadang merupakan refleksi dari kecemasan orang tua, hal inilah yang disebut sebagai faktor eksternal. Sedangkan faktor dental adalah perawatan dental sebelumnya yang terasa tidak menyenangkan. Oleh karena itu, perlu adanya manajemen perilaku pada anak dengan komunikasi efektif yang memperhatikan ketiga faktor tersebut dengan anak sebagai fokus perhatian selama proses perawatan.

Pada prosesnya, pemahaman mengenai kondisi psikologis anak tidak hanya dilakukan oleh dokter gigi dan orang tua, namun juga perlu dilakukan oleh terapis gigi. Peran terapis gigi dimulai dengan melakukan pengkajian sebelum anak memasuki ruang perawatan. Idealnya seorang terapis gigi dapat menggali informasi riwayat kecemasan perawatan gigi kondisi psikologis dan perilaku anak menggunakan kategori Frankl. Hasilnya dapat didiskusikan bersama dokter gigi dan orang tua untuk menentukan perawatan yang tepat, efektif dan efisien. Adapun perilaku anak diklasifikasikan menjadi 4 (empat) kelas menurut Frankl, yaitu:

  1. Sangat negatif: apabila anak menolak untuk dilakukan perawatan gigi, ditunjukan dengan rasa takut, menentang sejak awal akan dilakukan perawatan dan menangis keras.
  2. Negatif: apabila anak tidak mau melakukan perawatan atau terpaksa menerima perawatan, ditunjukkan dengan sikap tidak kooperatif dan beberapa perilaku negatif.
  3. Positif: apabila anak menerima untuk dilakukan perawatan, cenderung mengikuti arahan selama perawatan namun selalu mengajukan syarat untuk berhati-hati selama perawatan.
  4. Sangat positif: apabila anak menunjukkan perilaku tertarik untuk dilakukan perawatan, menjalin hubungan yang baik dengan tenaga kesehatan, anak merasa senang dan menikmati prosedur perawatan gigi.

Selama di ruang perawatan, dibutuhkan interaksi khusus yang membangun respons positif anak terhadap prosedur perawatan dengan komunikasi yang terbuka. Salah satu teknik yang dapat digunakan yaitu teknik tell-show-do. Teknik tell-show-do dapat digunakan untuk membantu anak memahami dan merasa lebih nyaman dengan proses perawatan gigi.

Tell, yaitu menjelaskan kepada anak dengan bahasa yang mudah dimengerti. Terapis gigi berkolaborasi dengan dokter gigi menggunakan kata dan kalimat yang familiar bagi anak-anak contohnya; “Pakai belalai gajah ini ya, untuk sedot air di mulut” sebagai penjelasan bahwa akan digunakan pompa untuk menyedot air liur.

Show, yaitu menunjukkan kepada anak alat-alat yang akan digunakan dokter gigi dan jelaskan bagaimana alat-alat tersebut bekerja. Biarkan anak menyentuh alat-alat tersebut jika mereka mau.

Do, yaitu melakukan demonstrasi proses perawatan gigi pada gambar atau model gigi. Hal ini membantu anak melihat bagaimana prosesnya akan berjalan dan apa yang akan mereka rasakan.

Teknik tell-show-do dapat membantu mengurangi kecemasan pada anak dengan memberikan mereka informasi dan pemahaman yang jelas tentang apa yang akan terjadi. Selain penggunaan teknik tell-show-do di ruang perawatan oleh dokter gigi perlu adanya peran serta orang tua untuk tetap membangun sikap positif anak terhadap perawatan giginya karena perilaku anak di klinik gigi merupakan cerminan dari perkembangan kognitif mereka, interaksi keluarga, dan lingkungan.

Dukungan dan semangat dari orang tua sangatlah penting. Terapis gigi berperan untuk mengingatkan orang tua akan instruksi yang telah diberikan dokter gigi. Selain itu, perlu bicarakan kepada orang tua untuk tetaplah tenang dan positif selama menemani anak di dokter gigi. Hindari menunjukkan rasa cemas atau panik yang dapat menular kepada anak. Penting untuk diingat bahwa setiap anak berbeda-beda, orang tua perlu bersabar dan memahami perasaan anak. Dengarkan dengan seksama kekhawatiran dan ketakutan anak dengan menunjukkan empati, berikan mereka ruang untuk mengekspresikan perasaannya dan berilah pujian kepada anak atas keberaniannya dalam melakukan perawatan gigi.

Artikel dipublikasikan juga pada Buletin Bicara Sehat Edisi 9, yang dapat diakses melalui (KLIK)

 

Referensi:

  1. Sun IG, Chu CH, Man Lo EC, Duangthip D. Global prevalence of early childhood dental fear and anxiety: A systematic review and meta-analysis. Journal of Dentistry Volume 142, March 2024, 104841. https://doi.org/10.1016/j.jdent.2024.104841 
  2. Rahmaniah M, Dewi N , Sari GD. Hubungan Tingkat Kecemasan Dental Terhadap Perilaku Anak Dalam Perawatan Gigi Dan Mulut. DENTIN Jurnal Kedokteran Gigi Vol V. No 2. Agustus 2021.
  3. Koch Goran, Poulsen Sven, Espelid Ivar, Haubek Dorte. Pediatric Dentistry: a Clinical Approach. John Wiley & Sons. 2017
  4. Davis Rachel, et al. Theories of Behaviour and Behaviour Change Across the Social and Behavioural Sciences: a Scoping review. Health Psychol Rev. 2015
  5. Nikhil M. Textbook of Pediatric Dentistry Ed 4th. 2019
  6. Andita BL, Apriani A. Behavior management in pediatric patients towards dentistry. Makassar Dental Journal August 2023
  7. Buldur Burak. Behaviour Management in Pediatric Dentistry: an Overview and Interpretation. Pesquisa Brasileira em Odontopediatria e Clínica Integrada. 2019
  8. Wright GZ, Kupietzky A. Behavior Management in Dentistry for Children. 2014: Iowa: John Wiley & Sons