(021) 50829292 (IGD) (021) 50829282 Pencarian

Waspada Stroke di Usia Muda

Stroke merupakan gangguan fungsional otak, saraf tulang belakang atau retina mata akibat adanya masalah di pembuluh darah dan terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala berlangsung lebih dari 24 jam serta dapat menyebabkan kematian. Berdasarkan penyebabnya, stroke  dibedakan menjadi 2 yaitu,  stroke  iskemik terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah) dan  stroke  hemoragik (terjadi akibat pecahnya pembuluh darah). Stroke menjadi penyebab kematian nomor 1 di dunia juga di Indonesia setiap tahunnya. 

Stroke di Usia Muda

Dahulu stroke  identik dengan  penyakit orang tua. Namun saat ini terdapat pola pergeseran epidemiologi stroke  ke arah usia produktif,  bahkan dapat menyerang anak dan remaja. Selama satu dekade terakhir, terdapat peningkatan jumlah kasus stroke  usia muda sebesar 67%.  Stroke  di usia muda memiliki dampak yang luas baik secara ekonomi maupun  sosial, yang akan membutuhkan perawatan medis lebih lama dan berbiaya besar. Data dari BPJS Kesehatan pada tahun 2018 menunjukkan stroke  menghabiskan dana sebesar 2,56 triliun  rupiah.

Faktor Risiko Kejadian Stroke di Usia Muda 

Faktor risiko  terjadinya stroke  antara lain hipertensi, peningkatan kadar gula darah, peningkatan kadar kolesterol, dan obesitas.  Di usia produktif, faktor risiko stroke lebih sering disebabkan karena gaya hidup yang kurang baik, seperti pola makan yang tidak teratur, asupan gizi yang tidak seimbang, merokok, konsumsi alkohol, kurang bergerak secara aktif serta jarang berolahraga. Namun stroke  di usia muda memiliki beberapa faktor risiko yang berbeda dengan usia tua. Faktor risiko tersebut antara lain: 

  1. Kelainan pembekuan darah 

Beberapa penyakit yang menyebabkan  gangguan pembekuan darah seperti, sindrom antifosfolipid, anemia sel sabit, lupus, kanker dan lain sebagainya yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyumbatan  pembuluh darah.

  1. Kelainan jantung 

Adanya kelainan jantung seperti gangguan irama jantung, infeksi  jantung, serta adanya kebocoran katup jantung (patent foramen ovale) akan meningkatkan risiko terjadinya stroke  sumbatan. 

  1. Kelainan pembuluh darah 

Kelainan pembuluh darah seperti pelebaran pembuluh darah (aneurisma) dan malformasi arteri vena merupakan penyebab tersering  terjadinya stroke  pendarahan di usia muda.

  1. Migrain

Sebanyak 1/3 penderita stroke memiliki riwayat sakit kepala tipe migrain. Adanya migrain, terutama yang disertai dengan gejala penyerta seperti melihat kilatan cahaya, gangguan penglihatan, kesemutan dan kelemahan anggota gerak dapat meningkatkan  risiko terjadinya stroke sumbatan. 

  1. Hamil, masa nifas, dan penggunaan obat kontrasepsi hormonal

Kehamilan dan masa nifas dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke  sumbatan terutama mulai dari trimester ketiga hingga 6 minggu pasca persalinan. Penggunaan kontrasepsi hormonal juga meningkatkan risiko terjadinya stroke  sumbatan.

  1. Penggunaan obat-obatan terlarang 

Penggunaan obat-obatan terlarang seperti ganja, opioid dan kokain meningkatkan risiko terjadinya stroke , baik akibat langsung dari obat-obatan tersebut maupun akibat jalur penggunaan obat yang disuntikkan melalui pembuluh darah vena atau inhalasi. 

  1. Genetik

Beberapa kelainan genetik seperti penyakit Fabry, gangguan mitokondria (MELAS), cerebral small vessel  disease (CADASIL) dan sindrom Marfan berisiko terjadinya terjadinya stroke sumbatan.

Pencegahan stroke  

Mencegah serangan stroke terutama di usia muda penting dilakukan agar tidak menyesal di kemudian hari. Beberapa  faktor risiko terjadinya stroke  dapat dimodifikasi dengan cara menjalankan pola hidup sehat seperti mengatur pola makan, olahraga secara rutin, membatasi konsumsi alkohol, dan berhenti merokok. Selain itu jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan berkala untuk mencegah  dan mengenali faktor risiko stroke . Sahabat RSUI dapat melakukan medical check up atau konsultasi dengan dokter ahli yang ada di RSUI. Kenali dan hindari faktor risiko stroke , don’t be the one

Artikel dipublikasikan juga pada Buletin Bicara Sehat Edisi 5, yang dapat di akses melalui (KLIK)

Referensi:

  1. Kementerian      Kesehatan Republik       Indonesia. Laporan Nasional Riskesdas 2018. 2019.
  2. Ekker MS, Boot EM, Singhal AB, Tan KS, Debette S, dkk. Epidemiology, aetiology, and management of ischaemic stroke in young adults. Lancet Neurol. 2018; 17: 790–801. 
  3. Li L. Scott CA, Rothwell PM. Association of younger vs older ages with changes in incidence of stroke and other vascular events, 2002-2018. JAMA. 2022;328(6):563-574.
  4. George MG. Risk factor of ischemic stroke in younger adults. Stroke. 2020;51:729-735.