(021) 50829292 (IGD) (021) 50829282 Pencarian

Anda Mengalami Stroke? Jawabannya SeGeRa Ke RS

Sebanyak 4 dari 5 orang di Indonesia tidak mengetahui gejala penyakit stroke. Padahal, penyakit ini merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2018 menunjukkan sebanyak 713.783 orang terkena stroke. Lebih dari itu, pada populasi penduduk ≥60 tahun, stroke menduduki peringkat pertama penyebab ketergantungan (disabilitas), di atas penyakit jantung, Diabetes Melitus (DM), penyakit sendi, dan cedera. Meskipun demikian, masih ada solusi untuk mengurangi beban masalah tersebut.

Pada dasarnya, stroke terjadi akibat adanya gangguan aliran darah di otak. Bentuknya bisa berupa sumbatan di pembuluh darah yang membuat sebagian sel-sel otak mati (stroke iskemik), atau pecahnya pembuluh darah yang mengakibatkan daerah di sekitarnya terdesak (stroke hemoragik). Kedua jenis ini hanya bisa dibedakan dengan pemeriksaan CT scan atau MRI.

Kerusakan di otak akibat stroke terus berjalan seiring waktu. Semakin cepat mencari pertolongan medis dan dilakukan CT scan atau MRI, semakin cepat bisa diketahui jenis strokenya, semakin cepat mendapat penanganan yang tepat. Dengan demikian, pada penanganan stroke dikenal istilah time is brain karena setiap detik sangat berharga.

Penanganan stroke yang cepat diawali dengan pengetahuan tentang deteksi gejala stroke. Untuk memudahkan hal tersebut, terdapat sebuah singkatan SeGeRa Ke RS, yang penjelasannya sebagai berikut:

  • Se-nyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit menelan air minum secara tiba-tiba
  • Ge-rak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba
  • Bica-Ra pelo / tiba-tiba tidak dapat bicara / tidak mengerti kata-kata / bicara tidak nyambung
  • Ke-bas atau baal, atau kesemutan separuh tubuh
  • R-abun, pandangan satu mata kabur, terjadi tiba-tiba
  • S-akit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya, Gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasi (tremor/ gemetar, sempoyongan).
  • Gejala tambahan lain: penurunan kesadaran/ pingsan

RSUI adalah salah satu fasilitas kesehatan yang mampu menangani stroke secara cepat dan tepat. Dengan dukungan sarana CT scan dan MRI dan tersedianya obat utama untuk stroke iskemik, seseorang yang datang ke RSUI kurang dari 4,5 jam sejak munculnya gejala stroke bisa ditangani secara optimal. Dengan demikian, ketergantungan (disabilitas) setelah terkena stroke bisa diminimalisasi.

Pada akhirnya, stroke memang penyebab utama disabilitas pada usia ≥60 tahun di Indonesia. Namun demikian, hal itu bisa diperbaiki dengan mengenali gejala stroke “SeGeRa Ke RS” dan segera ke rumah sakit.

Jangan ragu untuk bertanya dan berkonsultasi dengan dokter spesialis saraf di RSUI bila Anda mengalami gejala terkait stroke. RSUI juga memiliki pelayanan neurorestorasi untuk pengobatan dan pemulihan pasien stroke. Sebelumnya, juga dapat membuat janji temu dengan dokter melalui website atau nomor telepon RSUI, sehingga tidak perlu menunggu lama saat sesampainya di rumah sakit.

 

Referensi

  1. Caplan’s Stroke: A Clinical Approach 5th Edition, 2016.
  2. Kementerian Kesehatan RI. 2019. Laporan Nasional Riskesdas 2018. Diakses dari http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf pada tanggal 26 Oktober 2021.
  3. Direktorat P2PTM. 2018. Apa saja Gejala Stroke?. Diakses dari http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic/apa-saja-gejala-stroke pada tanggal 26 Oktober 2021.
  4. Lees KR, Bluhmki E, von Kummer R, Brott TG, Toni D, Grotta JC, dkk. Time to treatment with intravenous alteplase and outcome in stroke: an updated pooled analysis of ECASS, ATLANTIS, NINDS, and EPITHET trials. Lancet. 2010;375(9727):1695-703.

 

Sumber foto: canva.com