Menjalankan puasa saat bulan suci Ramadan merupakan kewajiban untuk seluruh umat muslim. Banyak Sahabat RSUI pasti bertanya, bagaimana ya dengan penderita penyakit ginjal, apakah mereka yang menjalani cuci darah (hemodialisis) dapat mengikuti ibadah puasa? Yuk, simak artikel kami.
Cuci darah atau hemodialisis adalah terapi untuk menggantikan fungsi ginjal yang sudah menurun akibat kerusakan pada organ tersebut, hal ini dikarenakan ginjal tidak mampu lagi membuang zat sisa yang tidak dibutuhkan oleh tubuh atau limbah, dan kelebihan cairan dalam tubuh, sehingga mengharuskan penderitanya untuk rutin melakukan cuci darah. Berdasarkan Rekomendasi International Diabetes Federation and Diabetes and Ramadan International Alliance (IDF-DAR), pasien dengan gagal ginjal yang telah menjalankan cuci darah masuk dalam kategori sangat beresiko tinggi, dan tidak dianjurkan untuk berpuasa. Hal ini disebabkan karena seseorang pasien yang melakukan cuci darah membutuhkan kondisi yang fit dan baik. Selama proses tindakan cuci darah, kondisi pasien dapat berubah-ubah.
Dari segi hukum agama, sebagian besar menyatakan tindakan cuci darah membatalkan puasa. Tindakan cuci darah yang membersihkan darah dan kemudian memasukkan kembali ke dalam darah dengan adanya komponen yang bersifat nutrisi dengan jumlah yang besar layaknya diinfus cairan dan makanan walaupun melalui pembuluh darah. Lajnah Daimah dan Syekh Muhammad Al-Munajid melakukan kajian bahwa cuci darah membatalkan puasa karena terdapat perubahan nutrisi dan cairan selama proses cuci darah.
Meskipun puasa tidak begitu dianjurkan bagi pasien cuci darah, beberapa literatur menjelaskan berpuasa juga memiliki efek positif bagi pasien cuci darah yang mampu untuk melakukannya. Puasa dapat dilakukan pada hari tidak melakukan cuci darah. Dengan berpuasa, pasien cuci darah secara tidak langsung dapat mengontrol cairan yang masuk dalam tubuh. Apa saja yang perlu diperhatikan bagi pasien cuci darah agar dapat ikut berpuasa?
Pasien cuci darah yang ingin berpuasa harus terlebih dahulu konsultasi ke dokter untuk mengevaluasi kondisi pasien layak atau tidaknya untuk berpuasa, mempersiapkan dan mengatur konsumsi obat, dan memantau kondisi pasien secara berkala selama berpuasa. Untuk pasien gagal ginjal dan akan berpuasa, sebaiknya memerhatikan hal berikut:
- Pasien harus mendapatkan izin dari dokter untuk diperbolehkan puasa dan melakukan konsultasi berkala untuk memantau kondisi.
- Pasien segera membatalkan puasa bila kreatinin plasma naik 30%, atau ada gejala yang mengarah terjadinya perubahan kondisi, tanda vital, dan parameter laboratorium.
- Pasien harus dimonitor setiap 2 kali seminggu, dan waspada pada gejala seperti kenaikan berat badan (lebih dari 2 kg) terdapat tanda kelebihan cairan seperti (bengkak pada tungkai/wajah, atau nafas pendek) atau terdapat tanda urisemia (pusing, mual, muntah, tidak nafsu makan, atau lemas/lesu).
- Saat buka puasa, hindari makanan tinggi kalium dan fosfor, seperti buah pisang, nangka, durian, alpukat, dan leci, gorengan, kacang-kacangan, daun pepaya dan singkong, keju, minuman bersoda, kopi, dan teh.
- Saat berbuka, harus konsumsi air 1-2,5 liter secara bertahap untuk menghidrasi kembali tubuh.
- Selalu mengkonsumsi obat secara rutin. Bila diperlukan konsultasi ke dokter untuk mengatur jadwal pemberian obat selama puasa.
- Pasien gagal ginjal yang sudah rutin menjalani hemodialisis tidak disarankan untuk berpuasa saat jadwal dialisisnya
Bagi Sahabat RSUI yang rutin cuci darah atau memiliki rekan/keluarga yang sedang rutin cuci darah, bisa berkonsultasi ke dokter kami untuk persiapan berpuasa. Untuk jadwal praktek dapat dilihat di website kami.
Referensi:
- Bragazzi NL. Ramadan fasting and chronic kidney disease: A systematic review. J Res Med Sci. 2014 Jul;19(7):665-76. PMID: 25364369; PMCID: PMC4214028.
- Kumpulan Fatwa Lajnah Daimah, 10:190.
- Ahmad S, Chowdhury TA. Fasting during Ramadan in people with chronic kidney disease: a review of the literature. Therapeutic Advances in Endocrinology and Metabolism. January 2019. doi:10.1177/2042018819889019
- Malik S, Bhanji A, Abuleiss H, et al. Effects of fasting on patients with chronic kidney disease during Ramadan and practical guidance for healthcare professionals. Clin Kidney J. 2021;14(6):1524-1534. Published 2021 Feb 5. doi:10.1093/ckj/sfab032
Sumber Foto: Dokumentasi RSUI