(021) 50829292 (IGD) (021) 50829282 Pencarian

Batu Saluran Kemih: Antara Fakta dan Mitos

Batu saluran kemih (BSK) merupakan masalah kesehatan yang kerap terjadi di masyarakat. Banyak informasi beredar tentang BSK, namun tidak semua informasi tersebut dapat dianggap sebagai fakta yang benar. Dalam artikel ini, kita akan mencoba memisahkan fakta dari mitos terkait BSK.

Pertama-tama, mari kita fokus pada fakta. BSK adalah massa keras yang terbentuk dari kristal yang terkandung dalam urin. Kristal ini dapat menyatukan diri dan membentuk batu yang dapat beragam dalam ukuran, dari sekecil pasir hingga sebesar bola golf. Salah satu faktor risiko utama pembentukan batu adalah kurangnya cairan tubuh yang memadai, sehingga urin menjadi terlalu pekat dan meningkatkan kemungkinan kristalisasi.

Meskipun BSK dapat terjadi pada siapa saja, terdapat mitos yang menyebutkan bahwa hanya orang tua yang dapat mengalami masalah ini. Faktanya, BSK dapat memengaruhi orang dari segala usia, termasuk anak-anak. Oleh karena itu, penting bagi semua orang untuk memahami faktor-faktor risiko dan cara pencegahannya. Tidak hanya usia, jenis kelamin juga berperan terhadap risiko BSK dengan laki-laki lebih berisiko 2 kali lipat dibandingkan wanita. Selain itu, terdapat semakin banyak bukti bahwa pasien obesitas memiliki risiko lebih tinggi terhadap pembentukan BSK. Sebelumnya, telah dibuktikan bahwa 63% batu pada pasien obesitas terdiri dari asam urat dibandingkan dengan 11% pada kelompok non-obesitas.

Mitos lain yang perlu diluruskan adalah anggapan bahwa konsumsi kalsium dapat menyebabkan pembentukan BSK. Sebenarnya, konsumsi kalsium yang tepat dapat membantu mencegah pembentukan batu. Kalsium yang berasal dari makanan, seperti susu dan produk susu, dapat membantu mengikat oksalat dalam usus, mencegahnya masuk ke dalam saluran kemih dan membentuk batu. Namun, terlalu banyak mengonsumsi makanan yang kaya oksalat dapat meningkatkan risiko pembentukan BSK. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan dalam pola makan dan mengonsumsi kalsium dengan bijak.

Ada juga mitos yang menyatakan bahwa BSK hanya menyebabkan rasa sakit saat buang air kecil. Faktanya, gejala BSK dapat bervariasi dari rasa sakit yang parah hingga tidak ada gejala sama sekali. BSK yang kecil mungkin keluar dari tubuh tanpa menimbulkan gejala yang signifikan, sementara batu yang lebih besar dapat menyebabkan rasa sakit, mual, dan muntah.

Penting untuk diingat bahwa penanganan BSK dapat melibatkan perubahan gaya hidup, seperti peningkatan asupan cairan dan modifikasi pola makan. Jika BSK menjadi masalah yang serius, mungkin diperlukan intervensi medis, seperti Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL), ureteroskopi (URS) dengan laser, Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS), atau Percutaneous nephrolithotomy (PCNL). Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai beragam terapi batu saluran kemih, silahkan klik tautan berikut Ini

Dalam kesimpulannya, BSK adalah masalah kesehatan yang kompleks, dan penting untuk memahami fakta yang mendasarinya. Dengan memisahkan fakta dari mitos, kita dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat dan mengelola risiko terkait BSK dengan bijak. Jangan ragu untuk bertanya dan berkonsultasi dengan dokter di RSUI bila Anda mengalami batu saluran kemih. Sebelumnya, Anda juga dapat buat janji dengan dokter melalui website atau nomor telepon RSUI, sehingga tidak perlu menunggu lama saat sesampainya di rumah sakit.

Referensi:

  1. Garbens, A. and Pearle, M.S. (2021), Causes and prevention of kidney stones: separating myth from fact. BJU Int, 128: 661-666. https://doi.org/10.1111/bju.15532
  2. Aydogdu O. (2012). Urinary stone disease and obesity: different pathologies sharing common biochemical mechanisms. World journal of nephrology, 1(1), 12–15. https://doi.org/10.5527/wjn.v1.i1.12
  3. Noviandrini, E., Birowo, P., & Rasyid, N. (2015). Urinary stone characteristics of patients treated with extracorporeal shock wave lithotripsy in Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta, 2008–2014: a gender analysis. Medical Journal of Indonesia, 24(4), 234-8. https://doi.org/10.13181/mji.v24i4.1258