(021) 50829292 (IGD) (021) 50829282 Pencarian

Batu Saluran Kemih pada Penderita HIV: Penyebab dan Solusi

Batu saluran kemih (BSK) adalah kondisi di mana zat-zat seperti kalsium, oksalat, dan asam urat mengkristal dan membentuk batu keras di saluran kemih. Batu ini dapat sangat menyakitkan dan menyebabkan masalah serius pada saluran kemih jika tidak ditangani dengan baik. Pada penderita HIV, risiko terkena BSK cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan populasi umum. Apa yang menyebabkan hal ini, dan bagaimana cara menanganinya? Artikel ini akan mengupas tuntas kaitan antara HIV dan BSK.

Ada beberapa faktor yang membuat penderita HIV lebih rentan mengalami BSK dibandingkan dengan orang tanpa HIV seperti: efek samping obat antiretroviral (ARV), dehidrasi, efek sistem kekebalan tubuh yang lemah, dan gangguan metabolisme. Obat ARV adalah bagian penting dari pengobatan HIV, karena ARV menekan perkembangan virus HIV dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Namun, beberapa jenis ARV, terutama indinavir dan atazanavir, diketahui dapat meningkatkan risiko terbentuknya BSK. Zat aktif dalam obat ini dapat mengkristal di dalam ginjal. Penderita HIV mungkin lebih sering mengalami dehidrasi akibat efek samping obat, diare, atau penurunan nafsu makan dan minum. Dehidrasi meningkatkan risiko BSK karena ketika tubuh kekurangan cairan, urin menjadi lebih pekat, sehingga zat-zat yang seharusnya larut di dalam urin justru mengendap dan membentuk batu. Pada penderita HIV dengan sistem kekebalan yang lemah, terutama mereka yang belum memulai pengobatan ARV atau yang memiliki jumlah sel CD4 rendah, tubuh lebih rentan terhadap berbagai infeksi. Infeksi pada ginjal atau saluran kemih dapat memicu pembentukan BSK karena peradangan yang terjadi dapat mengganggu fungsi normal ginjal. Penderita HIV sering kali mengalami gangguan metabolisme akibat kombinasi dari penyakit itu sendiri dan efek samping pengobatan. Kondisi ini bisa mempengaruhi kadar zat-zat seperti kalsium, oksalat, dan asam urat dalam darah dan urin, yang kemudian meningkatkan risiko pembentukan BSK.

BSK sering kali tidak menimbulkan gejala jika ukurannya kecil. Namun, ketika batu tersebut bergerak atau menyumbat saluran kemih, gejala yang dirasakan bisa sangat menyakitkan. Beberapa gejala umum BSK meliputi: nyeri hebat di punggung atau samping tubuh, darah dalam urin (hematuria), sering buang air kecil dan nyeri, dan mual dan muntah. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai gejala BSK, silahkan mengklik tautan berikut ini.

Salah satu temuan menarik dari studi ini adalah bahwa tidak semua batu yang terbentuk pada pasien HIV adalah batu indinavir. Dari 14 pasien yang menggunakan indinavir, hanya 4 yang memiliki batu yang mengandung obat tersebut. Sebagian besar batu yang ditemukan terdiri dari kalsium oksalat, asam urat, dan kalsium fosfat, yang biasanya juga ditemukan pada populasi umum yang tidak terinfeksi HIV. Ini menunjukkan bahwa faktor lain, seperti kondisi metabolik yang mendasari, mungkin berperan dalam pembentukan BSK. Analisis urin selama 24 jam pada 10 pasien menunjukkan bahwa 80% dari mereka memiliki kelainan metabolik. Beberapa kelainan yang ditemukan termasuk rendahnya kadar sitrat dalam urin (hipocitraturia), tingginya kadar oksalat (hiperoksaluria), dan tingginya kadar kalsium (hiperkalciuria). Temuan ini menunjukkan bahwa pasien HIV mungkin memiliki masalah metabolik yang meningkatkan risiko pembentukan BSK. Penting untuk melakukan evaluasi metabolik yang menyeluruh pada pasien HIV yang mengalami BSK. Dengan memahami penyebab di balik pembentukan batu, dokter dapat merancang terapi yang lebih efektif dan mencegah terjadinya batu di masa depan tanpa harus menghentikan terapi antiretroviral yang penting.

Menangani BSK pada penderita HIV memerlukan perhatian khusus, terutama terkait dengan pengobatan HIV yang harus tetap dilanjutkan. Jika BSK disebabkan oleh obat ARV seperti indinavir atau atazanavir, dokter mungkin akan mengganti pengobatan dengan jenis ARV lain yang lebih aman bagi ginjal. Jangan menghentikan pengobatan HIV tanpa konsultasi dengan dokter, karena hal ini dapat memperburuk kondisi kesehatan secara keseluruhan.
Jika BSK berukuran kecil, dokter mungkin akan meresepkan obat untuk membantu mengeluarkan batu tersebut secara alami melalui urin. Selain itu, pasien disarankan untuk memperbanyak minum air putih untuk membantu mempercepat proses pembuangan batu. Jika BSK terlalu besar atau menyebabkan sumbatan pada saluran kemih, prosedur medis seperti ESWL, RIRS, atau PCNL, mungkin diperlukan. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pilihan terapi medis BSK di RSUI lebih lanjut, silahkan klik beberapa tautan berikut ini. Mencegah BSK pada penderita HIV bisa dilakukan dengan beberapa perubahan gaya hidup sederhana. Memperbanyak minum air putih, mengurangi asupan makanan tinggi oksalat (seperti bayam, kacang-kacangan, dan cokelat), serta mengurangi konsumsi garam dan protein hewani dapat membantu mengurangi risiko terbentuknya BSK.

BSK adalah kondisi yang dapat sangat menyakitkan, dan risikonya meningkat pada penderita HIV, terutama akibat pengaruh obat antiretroviral dan faktor-faktor lain seperti dehidrasi, rendahnya pertahanan tubuh dan kelainan metabolik. Meskipun BSK bisa diatasi dengan pengobatan dan prosedur medis, pencegahan adalah langkah terbaik. Minum cukup air, menjaga pola makan, dan berkonsultasi dengan dokter secara teratur untuk memantau pengobatan HIV adalah cara-cara penting untuk mencegah terbentuknya BSK. Bagi penderita HIV, menjaga kesehatan ginjal adalah bagian penting dari manajemen kesehatan secara keseluruhan

Referensi:

  1. Nadler RB, Rubenstein JN, Eggener SE, Loor MM, Smith ND. The etiology of urolithiasis in HIV infected patients. J Urol. 2003;169(2):475-7.
  2. Arumainayagam N, Gresty H, Shamsuddin A, Garvey L, DasGupta R. Human immunodeficiency virus (HIV)-related stone disease - a potential new paradigm? BJU Int. 2015;116(5):684-6.
  3. Izzedine H, Lescure FX, Bonnet F. HIV medication-based urolithiasis. Clin Kidney J. 2014;7(2):121-6.