Dalam rangka memperingati World Sight Day 14 Oktober 2021, maka artikel ini disusun untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan glaukoma. Terdapat beberapa pertanyaan mengenai glaukoma yang biasa ditanyakan, yang akan saya bahas lebih lanjut.
Marilah kita mengenal glaukoma lebih jauh, apakah glaukoma itu?
Glaukoma merupakan suatu kondisi mata dengan kerusakan pada saraf mata, yang merupakan struktur penting dalam penglihatan. Kerusakan ini biasanya disebabkan oleh tekanan bola mata yang tinggi, walaupun tidak semua penderita glaukoma memiliki tekanan bola mata yang tinggi.
Berapakah tekanan bola mata normal?
Tekanan bola mata dapat bervariasi sepanjang hari, sehingga bukan merupakan nilai yang tetap. Pada umumnya tekanan bola mata normal berkisar antara 10-21 mmHg. Untuk mengetahui tekanan bola mata, perlu dilakukan pemeriksaan pengukuran tekanan bola mata menggunakan alat khusus. Ada beberapa macam alat untuk mengukur tekanan bola mata, diantaranya ada alat yang mengukur seperti tiupan angin, ada juga alat yang mengukurnya dengan menyentuh bola mata, namun tidak perlu khawatir karena pemeriksaan ini aman dan tidak nyeri karena diberi obat tetes anti nyeri terlebih dahulu.
Siapa sajakah yang berisiko menderita glaukoma?
Glaukoma dapat mengenai siapa saja, namun terdapat individu dengan risiko lebih tinggi, diantaranya usia lebih dari 40 tahun, memiliki keluarga yang menderita glaukoma, menggunakan kacamata minus atau plus tinggi, penderita kencing manis, tekanan darah tinggi, cedera pada mata, ataupun penggunaan obat anti-radang jangka panjang baik berupa tetes, hirup, ataupun obat minum.
Gejala dan tanda apa yang muncul pada penderita glaukoma?
Banyak penderita glaukoma yang tidak menunjukkan gejala atau gejala sangat ringan, sehingga penderita datang pada saat penyakit glaukoma sudah parah. Oleh sebab itu penyakit glaukoma disebut sebagai si pencuri penglihatan. Gejala dan tanda yang dapat muncul berupa mata pegal, buram, nyeri, merah, lapang pandang menyempit, melihat seperti ada pelangi di sekitar cahaya, dan apabila terjadi serangan akut, yaitu peningkatan tekanan bola mata yang terjadi tiba-tiba, dapat menimbulkan keluhan pusing, sakit kepala, mual, dan muntah yang terkadang dapat terdiagnosis sebagai penyakit lain seperti maag.
Pemeriksaan apa yang diperlukan untuk mendeteksi glaukoma?
Untuk mendeteksi dan menilai progresivitas glaukoma, diperlukan beberapa pemeriksaan, antara lain pemeriksaan tekanan bola mata, pemeriksaan struktur dan saraf mata, serta pemeriksaan lapang pandang. Beberapa pemeriksaan ini menggunakan alat khusus yang menilai secara obyektif.
Jika sudah terdiagnosis glaukoma, apakah harus menggunakan obat terus-menerus seumur hidup?
Agar tekanan bola mata dapat terkontrol, maka obat anti glaukoma harus digunakan secara rutin. Banyak penderita yang takut menggunakan obat anti glaukoma jangka panjang karena takut tergantung terhadap obat tersebut. Perlu diketahui bahwa glaukoma merupakan penyakit yang kronis dan progresif, yang berarti penyakit ini berlangsung jangka panjang seumur hidup, dan akan terus mengakibatkan perburukan bahkan kebutaan apabila tidak ditatalaksana dengan baik. Oleh karena itu obat anti glaukoma harus diberikan rutin seumur hidup.
Apakah penderita glaukoma harus rutin berobat ke dokter mata?
Pemeriksaan rutin dan berkala pada penderita glaukoma perlu dilakukan agar dapat menilai efektivitas obat berupa pencapaian tekanan bola mata yang terkontrol dan menilai progresivitas penyakit glaukoma. Tidak jarang pasien tetap mengalami perburukan penglihatan walaupun sudah menggunakan obat anti glaukoma secara rutin, oleh karena itu pemeriksaan rutin dan berkala penting dilakukan agar dapat mengevaluasi keberhasilan pengobatan glaukoma.
Glaukoma merupakan salah satu penyakit tersering yang menyebabkan kebutaan. Namun, kebutaan akibat glaukoma dapat dicegah apabila ditatalaksana secara tepat dan sedini mungkin. Sayangilah mata anda, periksakan mata anda, dan gunakanlah obat anti glaukoma secara rutin apabila anda sudah terdiagnosis sebagai penderita glaukoma, serta lakukan pemeriksaan secara berkala. Bila Anda memiliki keluhan penglihatan terutama seperti yang telah diterangkan sebelumnya, periksakan diri Anda ke Dokter. Lakukan janji temu terlebih dahulu supaya membuat Anda lebih nyaman saat di RS.
Referensi:
- Asia Pacific Glaucoma Society. Asia Pacific Glaucoma Guideline. 3rd ed. Amsterdam: Kurger Publications; 2016.
- European Glaucoma Society. Terminology and Guidelines for Glaucoma. 4th ed. European Glaucoma Society Foundation. PubliComm; 2014.
- Gupta N, Aung T, Congdon N, Dada T, Lerner F, Olawoye S, et al. ICO Guidelines for Glaucoma Eye Care. International Council of Ophthalmology. International Council of Ophthalmology; 2016.
- Girkin CA, Bhorade AM, Crowston JG, Giaconi JA, Medeiros FA, Sit AJ, et al. Glaucoma. In: 2018-2019 Basic and Clinical Science Course. American Academy of Ophthalmology; 2018.