Nutrisi pada masa anak-anak penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak yang tepat dan untuk mencegah berbagai kondisi kesehatan yang merugikan (Centers for Disease Control and Prevention, 2021). Nutrisi untuk anak usia sekolah menjelang pubertas atau dalam rentang usia 6-12 tahun merupakan topik penting yang jarang dibicarakan. Walaupun memang dalam rentang usia tersebut kurva pertumbuhan anak memang cenderung menurun jika dibandingkan dengan anak dalam satu tahun pertama kehidupannya atau dalam masa pubertas, namun bukan berarti nutrisi anak dalam usia tersebut tidak penting dan dapat diabaikan. Dalam rentang usia ini, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu kebutuhan nutrisi anak, permasalahan nutrisi yang dapat dialami oleh anak, serta kesehatan tulang anak.
Dalam masa pra pubertas atau usia 6-12 tahun, nutrisi anak harus dicukupi sesuai dengan kebutuhanya. Kebutuhan nutrisi yang harus dipenuhi mencakup makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien contohnya adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Karbohidrat yang ideal dikonsumsi anak adalah karbohidrat kompleks, yaitu karbohidrat yang mengalami sedikit pengolahan. Namun sayangnya, di Indonesia kita terbiasa mengonsumsi karbohidrat yang sudah mengalami banyak pengolahan sehingga komponen kompleksnya sudah hilang dan kandungan seratnya rendah.
Karbohidrat kompleks ini bermanfaat untuk menjaga kestabilan hormon insulin dan sebagai sumber serat tubuh. Lemak dan protein juga dibutuhkan oleh anak agar tumbuh optimal. Tidak semua lemak buruk, ada asam lemak esensial sangat dibutuhkan sebagai persiapan masa pubertas. Secara umum, protein terbaik bagi anak usia sekolah adalah protein yang bersumber dari hewan atau disebut protein hewani. Mikronutrien atau zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang sedikit seperti besi, kalsium,selenium, vitamin, dan lain sebagainya harus diberikan dalam jumlah yang cukup. Untuk vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B dan C, akan dibuang jika jumlah yang masuk ke dalam tubuh melebihi jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh.
Terdapat beberapa permasalahan nutrisi yang dialami oleh anak usia sekolah yaitu gizi kurang atau gizi buruk, gizi lebih atau obesitas, dan defisiensi atau kekurangan mikronutrien seperti besi, kalsium, dan vitamin. Ada kecenderungan bahwa anak dengan gizi normal sebelum pandemi akan menjadi obesitas atau gizi lebih selama masa pandemi. Hal ini dikaitkan dengan mudahnya akses terhadap minuman manis, makanan tinggi kalori, dan pola hidup sedentary.
Menjelang usia pubertas, kesehatan tulang merupakan hal yang penting. Pencegahan tulang keropos atau osteophorosis dapat dimulai ketika anak berada pada usia menjelang masa pubertas. Masa menjelang pubertas ini adalah masa di mana pembentukan tulang banyak terjadi. Tulang banyak memanjang ketika anak masih bayi hingga anak-anak, namum dalam masa ini diameter atau ketebalan tulang cenderung sama. Ketika memasuki masa pubertas hingga puncaknya di sekitar usia 20 tahun, kalsium, fosfor, dan komponen lainnya membentuk tulang. Pada saat usia dewasa atau lansia, tulang cenderung menipis. Oleh karena itu, nutrisi di sekitar masa pubertas penting untuk diperhatikan. Membentuk dan menjaga kesehatan tulang tidak hanya membutuhkan kalsium, namun juga zat gizi lain seperti vitamin D, protein, magnesium, fosfat, dan lain sebagainya.
Pola gizi seimbang dapat menjadi solusi untuk mencukupi nutrisi anak di masa pra pubertas. Pola gizi seimbang penting untuk dikenalkan dan diajarkan kepada anak usia sekolah. Gizi seimbang bukan hanya permasalahan jumlah kebutuhan makanan yang dikonsumsi, tapi juga jenis makanan yang dikonsumsi anak. Jumlah kebutuhan nutrisi anak usia sekolah beragam, akan berbeda untuk masing-masing individu. Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi anak adalah status gizi, status pubertas, dan aktivitas fisik. Jenis makanan yang dikonsumsi anak sebaiknya beraneka ragam. Hal ini karena tidak ada makanan yang sempurna mengandung semua nutrisi yang diperlukan oleh tubuh kecuali asi untuk awal kehidupan. Contohnya adalah daging merah yang mengandung zat besi yang tinggi, namun lemak jenuh yang dikandung juga tinggi. Sebaliknya, ikan mengandung lemak esensial yang tinggi namun zat besinya rendah. Jangan lupa untuk mebatasi gula dan garam untuk konsumsi anak.
Nutrisi penting untuk masa depan anak. Keluarga, teman, dan media mempengaruhi pilihan makanan dan kebiasaan makan anak usia sekolah. Anak-anak dalam usia sekolah tersebut sudah mulai menentukan pilihan makan mereka dan sudah mulai menginginkan berbagai macam makanan jika dibandingkan dengan anak-anak sebelum usia sekolah. Oleh karena itu, memperkenalkan beraneka-ragam makanan dapat lebih melibatkan anak-anak karena mereka sudah mampu memilih, menentukan, dan memiliki keterampilan untuk membantu menyiapkan makanan sehari-hari (John Hopkins Medicine, 2022). Jika terdapat permasalahan seputar nutrisi anak, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter.
Referensi:
- Centers for Disease Control and Prevention. 2021. Childhood Nutrition Facts. https://www.cdc.gov/healthyschools/nutrition/facts.htm. Diakses tanggal 3 Februari 2022.
- John Hopkins Medicine. 2022. School-Aged Child Nutrition. https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/schoolaged-child-nutrition. Diakses tanggal 3 Februari 2022.
- Paparan dr. Yoga Devaera, Sp.A(K) dalam Seminar Awam Bicara Sehat RSUI Spesial HUT ke 3: Pola Makan dan Aktivitas Fisik untuk Anak Sehat dan Cerdas. https://www.youtube.com/watch?v=1rfmgrXK250
Sumber foto: www.freepik.com