Disfungsi ereksi (DE) adalah ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup saat melakukan hubungan seksual. DE dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti masalah kesehatan, psikologis, atau interaksi antara keduanya.
Faktor kesehatan yang dapat menyebabkan DE meliputi:
- Penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti aterosklerosis dan hipertensi
- Diabetes
- Masalah hormonal, seperti rendahnya tingkat testosteron
- Cedera atau masalah di saraf yang mengarah ke penis
- Penyakit yang menyebabkan kerusakan otot atau jaringan penis
- Obat-obatan, termasuk obat-obatan yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, depresi, dan skizofrenia.
Faktor psikologis yang dapat menyebabkan DE meliputi:
- Depresi, kecemasan, atau masalah stres
- Masalah dalam hubungan seksual
- Masalah kepercayaan diri
Sebuah studi yang dilakukan di Indonesia pada tahun 2019 didapatkan prevalensi DE di Indonesia sekitar 35,6%. Hal tersebut menunjukkan bahwa sekitar 1 dari 3 pria berusia di atas 20 tahun menderita DE. Angka ini meningkat dari studi yang dilakukan pada tahun 2009 dan 2014 yang menyatakan bahwa prevalensi DE di Indonesia sekitar 14% dan 18,4%. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa angka ini mungkin tidak representatif untuk seluruh populasi Indonesia, karena studi tersebut dilakukan hanya pada populasi tertentu dan mungkin tidak mencakup semua faktor yang mempengaruhi DE. Selain itu, DE di Indonesia masih dianggap sebagai hal tabu dan merupakan masalah pribadi, sehingga banyak pria yang tidak merasa nyaman untuk berbicara atau berkonsultasi tentang masalah ini.
Penyakit jantung adalah kondisi yang menyebabkan kerusakan di jantung. Ada beberapa jenis penyakit jantung, antara lain:
- Penyakit jantung koroner (coronary artery diseases/CAD), yang disebabkan oleh adanya penyumbatan pembuluh darah di jantung.
- Penyakit jantung iskemik akibat kurangnya aliran darah ke jantung.
- Penyakit jantung hipertensi yang timbul akibat tekanan darah tinggi.
- Penyakit jantung valvular, yang disebabkan oleh kerusakan di katup jantung.
- Penyakit jantung bawaan yang diturunkan dari orangtua.
Menurut data dari World Health Organization (WHO), angka penyakit jantung di Indonesia cukup tinggi. Penyakit jantung adalah penyebab utama kematian di Indonesia yang menyebabkan lebih dari 30% dari semua kematian. Angka ini meningkat dari tahun ke tahun.
Penyakit jantung dan DE memiliki hubungan yang erat, karena keduanya dapat disebabkan oleh jenis kelainan pembuluh darah yang sama. Misalnya, penyakit jantung akibat aterosklerosis dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah yang menyebar ke seluruh tubuh termasuk pembuluh darah yang mengalirkan darah ke penis. Kondisi tersebut dapat menyebabkan DE. Kedua penyakit tersebut memiliki faktor risiko yang sama yaitu konsumsi makanan yang tinggi lemak, merokok, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, tekanan darah tinggi, dan diabetes.
Selain itu, DE juga dapat menjadi tanda dini dari penyakit jantung yang akan datang. Sebuah studi menunjukkan bahwa pasien dengan DE memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita penyakit jantung dibandingkan dengan mereka yang tidak menderita DE. Hal ini disebabkan karena penis merupakan salah satu organ yang memiliki ukuran pembuluh darah yang kecil, sehingga mengalami penyumbatan lebih awal dibanding dengan organ lainnya. Oleh karena itu, jika seseorang mengalami DE, dokter akan melakukan pemeriksaan kesehatan yang menyeluruh termasuk evaluasi risiko penyakit jantung. Pemeriksaan yang dimaksud meliputi pemeriksaan tekanan darah, gula darah, dan kolesterol darah yang bertujuan untuk menentukan apakah pasien memiliki masalah kesehatan lain yang perlu diperhatikan.
Dalam kasus DE yang dikaitkan dengan penyakit jantung, perawatan yang digunakan untuk mengobati penyakit jantung juga dapat membantu mengatasi DE. Meskipun demikian, jika DE ternyata tidak dapat diatasi dengan perawatan penyakit jantung saja, maka dokter dapat meresepkan obat-obatan atau menyarankan terapi lain seperti terapi vakum atau operasi.
Artikel dipublikasikan juga pada Buletin Bicara Sehat Edisi 5, yang dapat di akses melalui (KLIK)
Referensi:
- Birowo P, Deswanto IA, Rasyid N. Epidemiology of erectile dysfunction: A cross-sectional web-based survey conducted in an Indonesian national referral hospital [version 1; peer review: 1 approved with reservations]. F1000Research. 2019 Jan 1;8:817. doi: 10.12688/F1000RESEARCH.18930.1
- Jackson G. Erectile dysfunction and cardiovascular disease. Arab J Urol. 2013 Sep;11(3):212-6. doi: 10.1016/j.aju.2013.03.003. Epub 2013 May 3. PMID: 26558084; PMCID: PMC4442980.
- Terentes-Printzios, D., Ioakeimidis, N., Rokkas, K. et al. Interactions between erectile dysfunction, cardiovascular disease and cardiovascular drugs. Nat Rev Cardiol 19, 59–74 (2022). https://doi.org/10.1038/s41569-021-00593-6