Penyakit jantung masih menjadi salah satu penyebab utama kematian di Indonesia dan dunia. Menurut Riskesdas Tahun 2018, prevalensi penyakit jantung dilaporkan mencapai sekitar 1,5% pada populasi usia dewasa. Hal ini mencakup berbagai jenis penyakit jantung, termasuk jantung koroner. Meskipun angka ini tampak kecil, jumlah kasusnya secara absolut cukup besar mengingat populasi Indonesia yang besar.
Salah satu faktor risiko utama terbentuknya penyempitan pembuluh darah ini adalah kadar kolesterol yang tinggi, yang sering dianggap “musuh dalam selimut”. Padahal, kolesterol tidak selalu buruk; tubuh kita membutuhkan kolesterol dalam jumlah tertentu untuk menjalankan fungsi vital. Namun, gaya hidup yang kurang sehat, seperti pola makan tinggi lemak jenuh, kurangnya aktivitas fisik, serta kebiasaan merokok, dapat menyebabkan kadar kolesterol jahat (LDL) meningkat dan memicu terjadinya penyakit kardiovaskular.
Apa Itu Kolesterol?
Kolesterol adalah zat sejenis lipid (lemak) yang secara alami terdapat dalam tubuh dan memiliki peran penting dalam berbagai fungsi vital. Kolesterol dibutuhkan oleh tubuh untuk membangun dinding sel, memproduksi hormon, vitamin D, dan membantu tubuh dalam proses pencernaan lemak. Zat ini sebagian besar diproduksi oleh liver (hati), namun juga bisa didapatkan dari makanan yang kita konsumsi.
Jenis-Jenis Kolesterol
Meskipun menjadi salah satu faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke, kolesterol tidak selalu bersifat “jahat”. Ada dua jenis utama kolesterol yang perlu diketahui:
- Low Density Lipoprotein (LDL) atau Kolesterol “Jahat”
LDL adalah sejenis lipoprotein yang membawa kolesterol dari hati ke seluruh tubuh. Jika kadar LDL terlalu tinggi, kolesterol dapat menumpuk di dinding pembuluh darah, membentuk plak yang menyumbat aliran darah. Kondisi ini yang dikenal sebagai aterosklerosis, yang meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Kadar LDL yang disarankan adalah di bawah 100 mg/dL. - High Density Lipoprotein (HDL) atau Kolesterol “Baik”
HDL berperan melindungi kesehatan jantung dengan membatnu membawa kolesterol berlebih kembali dari pembuluh darah kembali ke hati untuk dipecah dan dikeluarkan dari tubuh. Kadar HDL yang tinggi dapat membantu mencegah penumpukan plak di arteri, sehingga menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke. Kadar HDL yang baik adalah di atas 40 mg/dL pada pria dan 50 mg/dL pada wanita. Meningkatkan kadar HDL dapat dilakukan melalui olahraga teratur, pola makan sehat, dan menjaga berat badan ideal.
Sumber Kolesterol dalam Makanan
Kolesterol dalam makanan sebagian besar berasal dari produk hewani. Beberapa makanan tinggi kolesterol meliputi:
- Daging Merah dan Olahannya: Daging sapi, babi, serta daging olahan seperti sosis dan bacon memiliki kadar kolesterol yang tinggi.
- Produk Susu Penuh Lemak: Susu, keju, mentega, dan es krim yang mengandung lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol.
- Makanan Laut Tertentu: Udang, cumi, dan beberapa jenis kerang mengandung kolesterol tinggi, meskipun lemaknya rendah.
Namun, penting untuk diketahui bahwa kolesterol makanan tidak selalu langsung meningkatkan kolesterol darah. Faktor yang lebih berpengaruh adalah konsumsi lemak jenuh (jenis lemak yang umumnya padat dalam suhu ruang) dan juga lemak trans (lemak yang terbentuk ketika minyak cair diubah manjadi lemak padat melalui proses yang disebut hidrogenasi), yang tidak hanya meningkatkan kadar LDL tetapi juga menurunkan kadar HDL, menjadikannya sangat berbahaya bagi kesehatan jantung. Karena dampak buruknya, banyak negara telah mengurangi atau melarang penggunaan lemak trans dalam produk makanan.
Dampak Kolesterol Tinggi pada Kesehatan
Kadar kolesterol tinggi, terutama kadar LDL yang berlebihan dalam darah, dapat mempercepat proses aterosklerosis, sehingga meningkatakn risiko terjadinya beberapa kondisi di bawah ini:
- Jantung Koroner: Penumpukan plak di arteri koroner dapat mempersempit pembuluh darah, mengurangi aliran darah ke jantung, dan meningkatkan risiko serangan jantung.
- Stroke: Plak yang pecah dan membentuk gumpalan dapat menyumbat arteri di otak, menyebabkan stroke.
- Tekanan Darah Tinggi: Penumpukan kolesterol dapat mempersempit arteri, meningkatkan tekanan darah, dan membebani kerja jantung.
Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of the American College of Cardiology, kadar kolesterol yang tinggi pada usia muda dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular di masa depan, meskipun kadar kolesterol tersebut kemudian turun seiring bertambahnya usia.
Cara Menjaga Keseimbangan Kolesterol
Untuk menjaga keseimbangan kolesterol dalam tubuh, beberapa langkah berikut dapat diterapkan:
- Menerapkan Pola Makan Sehat: Diet kaya serat dari sayur, buah, biji-bijian utuh, serta lemak sehat dari ikan dan minyak zaitun dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL. Batasi konsumsi gula, garam, dan lemak sesuai rekomendasi, yaitu maksimal 4 sendok makan gula, 1 sendok teh garam, dan 5 sendok makan lemak per hari. Hindari lemak jenuh dan lemak trans yang banyak ditemukan dalam makanan cepat saji dan camilan kemasan.
- Olahraga Teratur: Melakukan olahraga aerobik dengan intensitas sedang secara rutin selama 150 menit per minggu, atau sekitar 30 menit per hari selama 5 hari, adalah rekomendasi yang ideal untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Aktivitas fisik seperti jalan cepat, bersepeda, berenang, atau menari termasuk olahraga aerobik yang dapat meningkatkan kadar HDL dan menurunkan LDL.
- Menjaga Berat Badan: Berat badan yang ideal membantu menjaga kadar kolesterol dalam batas normal. Berat badan ideal dapat dihitung menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan rumus: IMT = Berat badan (kg) / Tinggi badan (m2). Selain IMT, penting juga untuk memperhatikan lingkar pinggang untuk mengukur risiko kesehatan: Wanita: £80 cm (ideal), >88 cm (risiko tinggi); Laki-laki: £90 cm (ideal), >102 cm (risiko tinggi).
- Berhenti Merokok: Merokok tidak hanya merusak dinding pembuluh darah, sehingga mempermudah penumpukan plak dari LDL, tetapi juga menurunkan kadar HDL. Selain itu, bahan kimia dalam rokok, seperti nikotin dan karbon monoksida, dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan penyempitan pembuluh darah, yang memperburuk risiko penyakit jantung dan stroke.
Kolesterol memainkan peran penting dalam tubuh, namun menjaga keseimbangannya sangat penting untuk kesehatan jangka panjang. Dengan menerapkan gaya hidup sehat – seperti mengatur pola makan, rutin berolahraga, dan menghindari kebiasaan yang dapat meningkatkan kolesterol jahat, risiko penyakit terkait kolesterol seperti penyakit jantung dan stroke dapat ditekan. Pastikan Anda berkonsultasi dengan Dokter mengenai keluhan-keluhan yang dirasakan dan juga untuk pemantauan kondisi kesehatan Anda. Salam jantung sehat!
KONSULTASI DOKTER JANTUNG, KLIK DI SINI
PROMO MCU JANTUNG HEMAT 10%, KLIK DI SINI
Referensi:
- Gidding, S. S., Allen, N. B., & Robinson, J. G. (2019). Cholesterol in young adults and cardiovascular disease later in life. Journal of the American College of Cardiology, 74(8), 1032-1042.
- American Heart Association. (2020). Understanding cholesterol. Retrieved from https://www.heart.org/en/healthy-living/healthy-eating/eat-smart/fats/understanding-cholesterol
- National Institutes of Health. (2021). High blood cholesterol: Causes and prevention. Retrieved from https://www.nih.gov/
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta, 2018.