(021) 50829292 (IGD) (021) 50829282 Pencarian

Laki-laki Lebih Berisiko terkena Serangan Jantung Dibandingkan Perempuan?

Serangan jantung adalah salah satu penyebab utama kematian di dunia. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2021), penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian nomor satu, dan laki-laki memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan perempuan dalam mengalaminya. Mengapa hal ini bisa terjadi? Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seperti hormon, genetika, gaya hidup, dan faktor risiko spesifik memainkan peranan penting dalam meningkatkan risiko serangan jantung pada laki-laki.

  1. Faktor Biologis dan Hormon

Perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan adalah salah satu faktor utama dalam risiko serangan jantung. Hormon yang dominan pada perempuan yaitu estrogen, berperan melindungi kesehatan jantung dengan memperkuat dinding arteri dan menjaga fleksibilitas pembuluh darah. Hormon ini juga mengurangi pembentukan plak pada dinding arteri, yang merupakan penyebab utama serangan jantung. Pada perempuan, hormon estrogen berperan sebagai pelindung hingga masa menopause, setelah itu risikonya mulai mendekati laki-laki, meskipun tetap lebih rendah.

Sebaliknya, laki-laki tidak memiliki hormon estrogen dalam jumlah yang cukup untuk memberikan efek perlindungan yang sama. Hal ini membuat laki-laki lebih rentan mengalami aterosklerosis (penumpukan plak di pembuluh darah) dan hipertensi pada usia lebih muda dibandingkan perempuan. Sebuah studi menyebutkan bahwa laki-laki umumnya mulai menunjukkan tanda-tanda penyakit jantung di usia 40-an, sementara pada perempuan, risiko ini meningkat lebih signifikan setelah menopause.

  1. Gaya Hidup dan Kebiasaan Merokok

Gaya hidup juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi risiko serangan jantung pada laki-laki. Berdasarkan laporan dari American Heart Association prevalensi merokok lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan. Merokok adalah faktor risiko utama untuk serangan jantung karena kandungan nikotin dan zat kimia lain dalam rokok dapat merusak lapisan dalam pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah, dan menyebabkan pembentukan plak pada arteri. Selain itu, laki-laki cenderung memiliki pola makan tinggi lemak dan garam serta kebiasaan mengonsumsi alkohol berlebih, yang semuanya dapat meningkatkan kadar kolesterol dan tekanan darah.

Pola hidup ini secara langsung meningkatkan risiko terjadinya hipertensi, obesitas, dan diabetes, yang kesemuanya berkontribusi pada tingginya angka serangan jantung pada laki-laki. Beberapa studi juga menunjukkan bahwa laki-laki cenderung mengabaikan tanda-tanda peringatan awal serangan jantung dan cenderung menunda pemeriksaan kesehatan.

  1. Pengaruh Stres dan Pekerjaan

Stres yang tidak terkelola adalah faktor risiko tambahan untuk serangan jantung, dan beberapa penelitian menunjukkan bahwa laki-laki lebih sering mengalami stres berkaitan dengan pekerjaan dan tanggung jawab keluarga. Menurut studi yang dipublikasikan dalam American Journal of Epidemiology, stres berkepanjangan dapat meningkatkan kadar hormon stres seperti kortisol dalam tubuh, yang pada gilirannya dapat menyebabkan peradangan, peningkatan tekanan darah, dan detak jantung tidak teratur. Kombinasi ini dapat memicu terjadinya serangan jantung, terutama pada laki-laki yang tidak memiliki strategi pengelolaan stres yang baik.

  1. Kurangnya Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik sangat penting dalam menjaga kesehatan jantung, dan WHO merekomendasikan setidaknya 150 menit aktivitas fisik sedang setiap minggu. Namun, laki-laki yang sering terjebak dalam rutinitas pekerjaan yang padat sering kali tidak memiliki cukup waktu untuk berolahraga. Kurangnya aktivitas fisik meningkatkan risiko obesitas dan sindrom metabolik, dua kondisi yang sangat terkait dengan penyakit jantung.

Untuk menurunkan risiko serangan jantung, ada beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menerapkan CERDIK:

  1. Cek Kesehatan Secara Berkala

Cek kesehatan berkala membantu untuk mendeteksi penyakit-penyakit sejak dini. Mulailah memonitor tekanan darah, menimbang berat badan, mengukur tinggi badan, mengukur lingkar perut, dan perhatikan denyut nadi. Jangan lupa pula mengecek kadar kolesterol dan gula darah secara teratur. 

  1. Enyahkan Asap Rokok

Merokok memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan bukan hanya bagi diri sendiri, tapi juga orang-orang di sekitar. Dampak rokok juga bukan hanya pada sektor kesehatan, tapi juga keuangan.

  1. Rajin Aktivitas Fisik/Olahraga

Melakukan aktivitas fisik atau berolahraga secara rutin setidaknya minimal selama 30 menit per hari sebanyak 3-5 kali per minggu.

  1. Diet Sehat dan Seimbang

Imbangi aktivitas olahraga dengan melakukan diet sehat dan seimbang yakni mengkonsumsi buah dan sayur 5 porsi per hari. Batasi konsumsi gula tak lebih dari 4 sendok makan per hari per orang dan garam tak lebih dari 1 sendok teh per orang per hari. Batasi pula konsumsi lemak (GGL) atau minyak tak lebih dari 5 sendok makan per hari per orang. 

  1. Istirahat Cukup

Bagi orang dewasa, istirahatlah yang cukup dengan tidur selama 7-8 jam sehari. 

  1. Kelola Stres

Terakhir, kurangi potensi penyakit kardiovaskuler dengan mengelola stres. Sering-seringlah rekreasi, relaksasi, berpikiran positif dan bercengkrama dengan orang lain. Terapkan pola hidup teratur dan rencanakan masa depan sebaik-baiknya.

Laki-laki memiliki risiko yang lebih tinggi terkena serangan jantung dibandingkan perempuan. Namun, dengan menerapkan pola hidup sehat, melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, dan mengelola stres dengan baik, risiko ini dapat ditekan. Penting bagi laki-laki untuk menyadari risiko ini dan melakukan langkah pencegahan sejak dini demi kesehatan jantung dan kualitas hidup yang lebih baik. Jangan ragu untuk bertanya dan berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di RSUI apabila memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai penyakit jantung koroner.

Referensi:

  1. World Health Organization. (2021). Cardiovascular diseases (CVDs). Retrieved from [WHO Website] (https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/cardiovascular-diseases-(cvds))
  2. American Heart Association. (2018). Smoking and Cardiovascular Disease. Circulation, 137(5), e119-e128.
  3. Wang, Y., et al. (2020). Gender differences in cardiovascular disease risk. Journal of the American College of Cardiology, 75(5), 508-516.
  4. Rosengren, A., et al. (2019). Psychosocial factors and risk of coronary heart disease in men. American Journal of Epidemiology, 189(6), 478-485
  5. https://ayosehat.kemkes.go.id/cerdik-rahasia-masa-muda-sehat-dan-masa-tua-nikmat