Cuaca ekstrem akhir-akhir ini merupakan salah satu fenomena perubahan iklim yang dapat kita rasakan. Perubahan iklim menyebabkan peningkatan kejadian cuaca ekstrem yang mengakibatkan peningkatan frekuensi dan intensitas bencana, terutama bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, abrasi, dan lainnya. Peningkatan temperatur bumi yang mencapai 0,45-0,750C mempengaruhi intensitas dan pola curah hujan, yang saat ini mencapai ±2,5mm/hari. Perubahan iklim berdampak pada berbagai aspek dalam kehidupan manusia, di antaranya:
1. Menurunnya kualitas dan kuantitas air
Perubahan iklim menyebabkan hujan kencang terus-menerus di suatu daerah, sedangkan di daerah lain terjadi kemarau berkepanjangan. Hal ini mengakibatkan menurunnya kualitas air bersih, seperti kadar klorin, jumlah partikulat, dan mikroorganisme. Curah hujan yang terlalu tinggi dan daya serapan air yang kecil mengakibatkan air langsung mengalir kembali ke laut tanpa sempat tersimpan sebagai sumber air bersih. Banjir juga mempengaruhi kemiringan lereng lingkungan pantai.
2. Menurunnya kualitas dan kuantitas hutan
Pemanasan temperatur bumi terus-menerus dan kemarau berkepanjangan dapat menyebabkan kebakaran semak dan hutan.
3. Meningkatnya gas rumah kaca karena penebangan hutan
Asap yang dihasilkan dari kebakaran hutan mencemari udara dan menambah jumlah gas rumah kaca. Jumlah hutan yang berkurang juga merupakan faktor peningkatan gas rumah kaca.
4. Perubahan habitat dan punahnya spesies
Menurunnya kualitas dan kuantitas hutan serta pemanasan temperatur bumi membawa perubahan pada habitat sebagai rumah alami bagi berbagai spesies binatang, tanaman, dan organisme lainnya. Ekosistem pesisir dan laut pun terancam rusak.
5. Menurunnya produktivitas pertanian
Temperatur yang terlalu panas dan perubahan cuaca yang ekstrem menyebabkan rusaknya lahan pertanian dan munculnya hama pada tanaman.
6. Tenggelamnya sebagian daerah pesisir dan pulau-pulau kecil
Di wilayah laut, perubahan kondisi iklim laut dapat mempengaruhi ekosistem laut dan mengakibatkan terjadinya peningkatan tinggi gelombang ekstrem lebih dari 1,5 meter dan peningkatan permukaan laut sekitar 0,8-1,2 cm/tahun. Peningkatan permukaan air laut ini menyebabkan terjadinya banjir rob, bergesernya batas daratan di daerah pesisir dan menenggelamkan pulau-pulau kecil. Tingginya gelombang laut dapat membahayakan keselamatan pelayaran dan mengurangi daya jelajah kapal nelayan kecil kurang dari 10 GT.
7. Meningkatnya wabah penyakit
Hujan yang disertai angin kencang menyebabkan terjadinya banjir dan kelembaban udara tinggi, sehingga menjadi tempat hidup yang nyaman bagi serangga, nyamuk, hingga mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan parasit. Hal ini menyebabkan munculnya wabah penyakit yang ditularkan melalui vektor (vector borne disease) seperti demam berdarah dengue dan malaria; melalui air (water borne disease) seperti diare dan leptospirosis; serta meningkatkan potensi penyakit kulit akibat jamur dan alergi.
8. Penurunan daya tahan tubuh
Kemarau yang berkepanjangan dan peningkatan intensitas sinar ultraviolet yang mencapai bumi dapat menjadi penyebab penurunan imun tubuh, dehidrasi, hingga katarak. Asap kebakaran hutan dan gas rumah kaca menjadi sumber pencemaran udara yang dapat mengakibatkan infeksi saluran pernapasan, sehingga manusia menjadi lebih rentan terhadap asma, penyakit kardiovaskular, dan jantung. Peningkatan temperatur bumi meningkatkan risiko penyakit akibat tekanan panas (heat-stress) seperti heat stroke dan hipertensi.
9. Kerugian ekonomi
Berdasarkan kajian Bappenas Tahun 2019, kerugian ekonomi Indonesia di empat sektor prioritas -kelautan dan pesisir, air, pertanian, dan kesehatan- diperkirakan sebesar 102,3 Triliun Rupiah pada Tahun 2020 dan 115,4 Triliun Rupiah pada Tahun 2024. Tanpa aksi ketahanan iklim yang dilakukan, maka Indonesia akan mengalami peningkatan kerugian ekonomi sebesar 12,76% selama lima tahun.
Diperlukan sinergisitas dari berbagai pihak untuk mendorong aksi ketahanan iklim demi mengurangi seluruh dampak yang telah disebutkan di atas. RSUI sebagai fasilitas pelayanan kesehatan pun telah turut aktif dalam mendukung implementasi pembangunan berketahanan iklim. Yuk kita ikut serta melakukan berbagai aksi ketahanan iklim versi kita! cold storage
Referensi:
- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. http://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/index.php/info-iklim/dampak-fenomena-perubahan-iklim. (cited: 11 April 2022)
- Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas. 2021. Kebijakan Pembangunan Berketahanan Iklim 2020-2045.