(021) 50829292 (IGD) (021) 50829282 Pencarian

Gagal Napas Akibat Patah Tulang, Bagaimana bisa Terjadi?

Seorang pegulat profesional meninggal akibat gagal pernapasan setelah sebelumnya mengalami patah tulang kaki. Beberapa hari sebelumnya, ia mengalami cedera saat beraksi di atas panggung hingga mengalami patah tulang tungkai bawah. Dua hari kemudian, alih-alih beristirahat setelah dilakukan operasi, ia kembali ke arena walaupun hanya menjalankan peran penuh sebagai pegulat. Tiga hari kemudian, secara mendadak kondisi tubuhnya menurun hingga mengalami sesak dan gagal pernapasan, hingga akhirnya meninggal. Diketahui kemudian bahwa terdapat bekuan darah akibat emboli lemak di parunya. Pegulat profesional tersebut meninggal akibat komplikasi paru yang berkaitan dengan emboli lemak setelah mengalami patah tulang. 

Apakah yang Dimaksud dengan Emboli Lemak?

Emboli lemak merupakan partikel lemak yang terdapat di jaringan pembuluh darah. Kondisi ini tidak normal karena tidak boleh ada partikel lemak yang masuk ke dalam peredaran darah. 

Apa Saja Penyebab Terjadinya Emboli Lemak?

Emboli lemak dapat terjadi melalui dua mekanisme yaitu (1) akibat kejadian penyakit non-trauma seperti radang pankreas, riwayat liposuction, dan penerima transplantasi tulang; dan (2) akibat kejadian trauma, seperti kecelakaan terutama yang melibatkan tulang panjang (contohnya tulang paha, tulang kering, dan tulang betis). Penyebab-penyebab tersebut mengakibatkan partikel lemak masuk ke dalam pembuluh darah, sehingga terjadi reaksi peradangan dan sumbatan peredaran darah oleh emboli lemak. Organ yang sering terdampak emboli lemak akibat kejadian trauma adalah jaringan lunak dan kulit, sistem saraf pusat, organ pernapasan, dan indera penglihatan. 

Seberapa Besar Kemungkinan Terjadi Emboli Lemak akibat Patah Tulang?

Emboli lemak akibat patah tulang terutama terjadi pada kelompok usia dewasa muda, karena berhubungan dengan aktivitas yang berisiko tinggi mengalami kecelakaan. Sebagian besar kejadian emboli lemak terjadi akibat trauma tumpul di area tulang paha. Kemungkinan terjadi emboli lemak pasca patah tulang bervariasi tergantung jumlah tulang patah yang terlibat dan kondisi medis lainnya. Kemungkinan kejadian emboli lemak adalah satu dari 78 hingga 385 kejadian patah tulang. 

Bagaimana Kaitan Patah Tulang dengan Gagal Pernapasan akibat Emboli Lemak?

Emboli lemak akibat kejadian trauma dapat menimbulkan pelepasan partikel lemak dari sumsum tulang pada saat terjadi patah tulang dan partikel tersebut masuk ke peredaran darah. Ketika partikel lemak di dalam darah mencapai paru, pembuluh darah paru mengalami penyumbatan sehingga timbul reaksi radang dan kematian jaringan yang lazim disebut acute respiratory distress syndrome (ARDS). Emboli lemak dapat mengakibatkan ARDS sebesar 44% dan akibatnya pasien harus menjalani perawatan di unit intensif dan menggunakan ventilator mekanis.

Bagaimana Gejala dan Perjalanan Penyakit ARDS karena Emboli Lemak akibat Patah Tulang?

Sekitar 24 hingga 72 jam setelah kejadian trauma, terjadi gejala seperti penurunan kadar oksigen dalam darah (hipoksemia), penurunan kesadaran, dan bintik kemerahan di kulit. Hipoksemia ini dapat terjadi beberapa kali dengan di antaranya mengalami perbaikan kondisi oksigenasi. Kondisi klinis lain yang dapat terjadi adalah jantung berdebar, diikuti dengan kelainan hasil pemeriksaan penunjang seperti radiologi dada yang menunjukkan pneumonia atau ARDS, kelainan  laboratorium darah, dan terdapat deposit lemak di urin dan dahak. 

Bagaimana Pencegahan dan Pertolongan Pertama Emboli Lemak akibat Patah Tulang?

Tingkat kematian akibat emboli lemak akibat patah tulang sekitar 7 hingga 36%. Hal ini dapat dicegah dengan penanganan medis pasca kejadian trauma dengan baik sejak awal kejadian. Pada kondisi yang dapat dikendalikan seperti acara olahraga, penderita patah tulang harus segera mendapat penanganan medis dan dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Bila terdapat gejala emboli lemak seperti tersebut di atas, terutama 24-72 jam setelah kejadian trauma, segeralah berobat ke dokter. Hal yang perlu diperhatikan juga adalah keamanan pada saat dilakukan perpindahan atau mobilisasi penderita menuju ke fasilitas kesehatan agar tidak terjadi cedera lebih lanjut. Pastikan jalan napas bebas dari sumbatan saat kejadian, termasuk dengan tidak memberikan makanan atau minuman saat  mengalami gejala karena dapat mengakibatkan tersedak. Sambil menunggu perpindahan atau perawatan lebih lanjut, pasien dapat diberikan oksigen untuk membantu pernapasan yang mengalami gangguan akibat emboli lemak.

Daftar Pustaka:

  1. Adeyinka A, Pierre L. Fat Embolism. [Updated 2022 Oct 31]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499885/ 
  2. Luff D, Hewson DW. Fat embolism syndrome. BJA Educ. 2021;21(9):322-328. https://doi.org/10.1016/j.bjae.2021.04.003 
  3. Diamond M, Peniston HL, Sanghavi D, et al. Acute Respiratory Distress Syndrome. [Updated 2023 Feb 6]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK436002/