Anda sering mendengar istilah paru terendam cairan? Secara medis, hal ini disebut sebagai efusi pleura. Efusi pleura adalah penumpukan cairan di rongga pleura, yaitu rongga di antara lapisan pleura yang membungkus paru (pleura viseral) dengan lapisan pleura yang menempel pada dinding dalam rongga dada (pleura parietal). Efusi pleura merupakan penyakit yang paling umum di antara semua penyakit pleura dan mengenai sekitar 1,5 juta pasien per tahun di Amerika Serikat. Sementara itu di Indonesia, efusi pleura merupakan 2,7% dari keseluruhan kasus penyakit pernapasan.
Efusi pleura disebabkan oleh penyakit pleura atau penyakit di luar pleura seperti pneumonia, tuberkulosis paru, keganasan paru atau penyakit di luar paru seperti gagal jantung, gagal ginjal, atau malnutrisi. Semua orang sehat memiliki sejumlah kecil cairan pleura yang melumasi rongga pleura ini sehingga pergerakan paru selama proses pernapasan berlangsung normal. Keseimbangan cairan ini dipertahankan oleh tekanan onkotik dan hidrostatik serta drainase limfatik yang terdapat di dalam pleura itu sendiri. Gangguan salah satu sistem dapat menyebabkan penumpukan cairan pleura.
Gejala klinis pasien dengan efusi pleura dipengaruhi penyebab yang mendasari. Gejala yang terjadi berupa batuk kering, sesak saat menarik napas, nyeri dada, atau demam. Nyeri dada dapat terfiksasi pada titik tertentu atau menyebar. Nyeri dada biasanya terasa tajam dan semakin berat saat menarik napas dalam, batuk, atau bersin.
Kemungkinan efusi pleura diketahui dari gejala yang dirasakan pasien dan riwayat penyakit pasien. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan fisis dengan mengetuk-ngetuk dada dan mendengarkan suara napas menggunakan stetoskop. Bila diperlukan, dapat dilakukan prosedur pemeriksaan lanjutan. Prosedur yang paling umum digunakan adalah pencitraan radiologi yaitu foto toraks (chest x-ray). Prosedur lain yang dapat digunakan antara lain pemeriksaan ultrasonografi (USG) atau computed tomography (CT) scan dada.
Salah satu tindakan untuk mengatasi keadaan tersebut adalah dengan melakukan pungsi pleura atau torakosentesis. Tindakan tersebut bertujuan mengeluarkan cairan dari rongga pleura. Tindakan ini menggunakan jarum yang ditusukkan ke dalam rongga pleura melalui sela iga. Cairan yang dikeluarkan selanjutnya diperiksa di laboratorium untuk mengetahui penyebab efusi pleura. Tindakan ini juga bertujuan sebagai terapi pada pasien untuk mengurangi jumlah cairan sehingga terjadi perbaikan klinis. Penting untuk menangani penyakit spesifik yang menyebabkan efusi pleura sehingga tidak terjadi efusi pleura yang berulang.
Efusi pleura yang menimbulkan sesak napas berat, termasuk sebagai kondisi kegawatdaruratan. Segera periksakan diri Anda ke dokter atau ke instalasi gawat darurat, bila Anda mengalami gejala ke arah efusi pleura.
Salam Sehat.
Referensi
- Pratomo IP, Yunus F. Anatomi dan Fisiologi Cairan Pleura. Cermin Dunia Kedokteran. 2013;40(6):407-12.
- Krishna R, Rudrappa M. Pleural effusion. StatPearls. 2021. Diakses dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448189/
- Karkhanis VS, Joshi JM. Pleural effusion: diagnosis, treatment, and management. Open Access Emerg Med. 2012;4:31-52. URL: https://dx.doi.org/10.2147%2FOAEM.S29942
Sumber Gambar:
https://images.emedicinehealth.com/images/illustrations/pleural-effusion.jpg