Asma adalah salah satu penyakit inflamasi kronis pada saluran pernapasan yang paling umum di dunia, termasuk di Indonesia. Data dari Global Initiative for Asthma (GINA) menunjukkan bahwa sekitar 300 juta orang di dunia menderita asma, dengan prevalensi yang terus meningkat, terutama di negara berkembang. Salah satu tantangan utama yang dihadapi pasien asma adalah keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik. Namun, dengan manajemen yang tepat, aktivitas fisik tidak hanya aman, tetapi juga dapat memberikan manfaat signifikan bagi kesehatan pasien. Artikel ini akan mengulas berbagai jenis aktivitas fisik yang aman dan efektif bagi pasien asma, langkah-langkah untuk memaksimalkan manfaatnya, tindakan pencegahan yang harus dilakukan, serta keuntungan jangka panjangnya.
Pemilihan aktivitas fisik yang tepat sangat penting bagi pasien asma. Beberapa jenis aktivitas yang dianjurkan meliputi latihan aerobik dengan intensitas rendah hingga sedang, yang tidak terlalu membebani sistem pernapasan. Sejumlah penelitian menunjukkan adanya peningkatan tingkat kontrol asma, kualitas hidup, peningkatan fungsi paru, dan penurunan marker inflamasi ketika berolahraga. Beberapa alternatif olahraga yang efektif dilakukan bagi pasien asma antara lain:
- Renang
Renang adalah salah satu jenis olahraga yang paling direkomendasikan bagi pasien asma. Kelembapan udara di sekitar kolam membantu menjaga saluran napas tetap lembab, sehingga mengurangi risiko serangan asma. Lingkungan kolam renang dalam ruangan yang hangat dan lembab mengurangi kehilangan panas dari saluran pernapasan dan mengurangi risiko serangan akibat olahraga (exercise-induced bronchoconstriction). Selain itu sebuah meta-analisis menunjukan berenang juga dapat memperkuat otot-otot pernapasan sehingga akan meningkatkan kapasitas paru.4
Namun penggunaan klorin dan natrium hipoklorit sebagai disinfektan di kolam renang dapat membentuk produk sampingan yang berbahaya seperti kloroform dan trikloramin, yang berpotensi menyebabkan masalah pernapasan dan kulit. Oleh karena itu, pilihlah kolam renang yang memiliki ventilasi baik dan menghindari sistem disinfeksi selain klorin, seperti sinar UV atau ozon.5
- Yoga dan Pilates
Yoga dan Pilates menekankan kontrol tubuh dan pikiran dengan fokus pada pernapasan untuk meningkatkan kesehatan. Keduanya efektif meningkatkan kapasitas paru-paru, memperkuat otot pernapasan, serta membantu pengobatan dan pencegahan penyakit pernapasan, termasuk asma, melalui teknik pernapasan yang teratur. Latihan pernapasan yang dikombinasikan dengan gerakan tubuh dalam yoga dan pilates dapat membantu meningkatkan kontrol pernapasan serta mengurangi gejala asma. Latihan ini juga menenangkan pikiran, yang dapat membantu mengurangi stres—faktor yang sering memicu serangan asma.
Sebuah studi terkontrol acak (RCT) pada 112 pasien asma menunjukkan perbedaan signifikan antara dua kelompok, di mana kelompok yang mengikuti sesi yoga mengalami peningkatan kontrol asma dan kualitas hidup dibandingkan dengan kelompok tanpa intervensi. Hasil ini mendukung yoga sebagai terapi pelengkap yang efektif untuk manajemen asma.
- Senam
Senam aerobik low impact dan senam asma adalah aktivitas fisik yang bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru, dengan fokus pada gerakan ritmis yang terkoordinasi. Senam aerobik low impact mengutamakan latihan dengan intensitas rendah yang mengikuti irama musik, sementara senam asma menambahkan latihan pernapasan untuk memperkuat otot-otot pernapasan, meningkatkan efisiensi paru-paru, dan membantu penderita asma bernapas lebih mudah. Selain manfaat struktural, senam aerobik juga memberikan dampak positif pada kesehatan mental, seperti mengurangi stres dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh, karena latihan ini dilakukan dengan irama musik yang menghindari kejenuhan.
Penelitian di Medan menunjukkan bahwa kedua jenis senam ini dapat meningkatkan VO2 max, yang merupakan indikator kebugaran jantung dan paru-paru. Selain itu, meta-analisis menunjukkan bahwa latihan aerobik efektif dalam meningkatkan kontrol asma dan fungsi paru-paru pada orang dewasa. Meskipun senam aerobik low impact dan senam asma sama-sama efektif, ada perbedaan dalam seberapa besar peningkatannya terhadap VO2 max pada setiap jenis senam.
Pasien asma harus memperhatikan beberapa hal penting untuk mendapatkan manfaat maksimal dari aktivitas fisik tanpa memicu serangan asma. Pemanasan dan pendinginan sebelum dan sesudah olahraga sangat penting untuk menyiapkan tubuh dan mencegah perubahan suhu yang drastis. Aktivitas fisik harus dimulai dengan intensitas rendah dan ditingkatkan secara bertahap, disertai pola pernapasan yang dalam dan teratur. Penggunaan bronkodilator seperti inhaler sebelum olahraga dianjurkan, serta menghindari lingkungan dengan polusi, suhu ekstrem, atau kelembapan rendah. Pasien harus memantau gejala asma selama beraktivitas dan segera berhenti jika muncul tanda-tanda sesak napas.
Meskipun asma dapat membatasi aktivitas fisik seseorang, dengan perencanaan dan manajemen yang tepat, aktivitas fisik justru dapat memberikan manfaat yang besar. Pemilihan jenis olahraga yang sesuai, diikuti dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, akan membantu pasien asma menjalani hidup yang lebih aktif dan sehat. Kolaborasi antara pasien, keluarga, dan tenaga medis sangat penting dalam merencanakan aktivitas fisik yang aman dan bermanfaat.
Referensi:
- Global Initiative for Asthma (GINA). Global Strategy for Asthma Management and Prevention. 2024.
- Nyenhuis SM, Kahwash B, Cooke A, Gregory KL, Greiwe J, Nanda A. Recommendations for Physical Activity in Asthma: A Work Group Report of the AAAAI Sports, Exercise, and Fitness Committee. J Allergy Clin Immunol Pract. 2022;10(2):433-443. doi:10.1016/j.jaip.2021.10.056.
- Nyenhuis SM, Clark M, Cooley C, Prieto-Centurion V, Danley A, Riley I, et al. A Systematic Review of the Effect of Physical Activity on Asthma Outcomes. J Allergy Clin Immunol Pract. 2021;9(9):3407-3421.e8. doi:10.1016/j.jaip.2021.04.048.
- Ramachandran HJ, Jiang Y, Shan CH, Tam WWS, Wang W. A systematic review and meta-analysis on the effectiveness of swimming on lung function and asthma control in children with asthma. Int J Nurs Stud. 2021;120:103953. doi:10.1016/j.ijnurstu.2021.103953.
- Salonen H, Salthammer T, Morawska L. Human exposure to air contaminants in sports environments. Indoor Air. 2020;30(6):1109–1129. doi:10.1111/ina.12718.
- Bahçecioğlu Turan G, Tan M. The effect of yoga on respiratory functions, symptom control and life quality of asthma patients: A randomized controlled study. Complement Ther Clin Pract. 2020;38:101070. doi:10.1016/j.ctcp.2019.101070.
- Vieira KJV, Carvalho LC, Borges JBC, dos Reis CJ, Iunes DH. The respiratory effects of a Pilates method protocol: Randomized clinical trial. J Bodyw Mov Ther. 2022;32:149-155. doi:10.1016/j.jbmt.2022.04.014.
- Yadav P, Jain PK, Sharma BS. Yoga Therapy as an Adjuvant in Management of Asthma. Indian J Pediatr. 2021;88:1127–1134. doi:10.1007/s12098-021-03675-y.
- Baiduri Siregar R, Purwana R, Kapabella Siregar H, Haryanti Butar-Butar M. Pengaruh Senam Aerobik Low Impact vs Senam Asma Indonesia pada VO2 Max Mahasiswa Helvetia. J Healthy Purpose. 2024;3(1):122–126. doi:10.56854/jhp.v3i1.354.
- Baxi G, Randive R, Gohil D, Basu S, Palekar T. Comparison of Pilates and dance aerobics on peak expiratory flow rate, body composition, and core strength in overweight and Grade 1 obese individuals – A randomized control trial. BLDE Univ J Health Sci. 2021;6(2):121-126. doi:10.4103/bjhs.bjhs_53_20.
- Hansen ESH, Pitzner-Fabricius A, Toennesen LL, Rasmusen HK, Hostrup M, Hellsten Y, et al. European Respiratory Journal. 2020;56(1):2000146. doi:10.1183/13993003.00146-2020.