(021) 50829292 (IGD) (021) 50829282 Pencarian

Stimulasi Anak untuk Bicara di Rumah

Anak usia 2 tahun yang belum dapat berbicara tentu meresahkan orang tua. Sebagian besar anak pada usia ini sudah dapat berbicara bahkan beberapa ada yang sangat lancar dalam bercerita. Pada masa pandemi ini, anak-anak disarankan untuk tinggal di dalam rumah. Akibatnya anak jarang bersosialisasi, terutama apabila anak tinggal dalam keluarga kecil yang tidak memiliki teman sebaya.

Perkembangan bicara anak dapat dibagi menjadi perkembangan bahasa reseptif dan perkembangan bahasa ekspresif. Bahasa reseptif adalah kemampuan anak memahami apa yang disampaikan orang lain. Bahasa ekspresif adalah kemampuan mengekspresikan keinginan dengan kata-kata yang dapat dipahami oleh orang lain. Sebelum memberikan stimulasi kepada anak untuk berbicara, kita harus tahu tentang perkembangan bicara yang normal pada anak. Dalam memantau perkembangan bicara bahasa, perlu adanya acuan yang digunakan oleh orang tua sehingga orang tua dapat mengetahui apakah perkembangan anak sesuai atau tidak dengan usianya. 

Secara umum, anak sejak lahir sudah mulai mengeluarkan suara berupa tangisan dan memberikan respons terhadap suara. Saat usia anak menginjak 3-4 bulan, anak akan bereaksi terhadap suara dan mulai menunjukkan gestur seperti senyum. Suara anak yang muncul mulai bervariasi seperti aaaa, oooo atau yang lebih dikenal sebagai cooing. Perkembangan bicara anak lebih lanjut diuraikan sebagai rangkuman perkembangan bahasa anak yang diambil dari Handout of Child Development, SGH, Singapore berikut.

 Perkembangan Bahasa Reseptif

Usia 0-3 bulan

  • Terkejut jika ada suara keras yang tiba-tiba
  • Terdiam atau tersenyum jika diajak bicara
  • Aktivitasnya meningkat atau berkurang jika mendengar

Usia 4-6 bulan

  • Bola matanya bergerak mencari sumber suara
  • Merespon terhadap perubahan suara
  • Mengenali mainan yang bisa berbunyi

Usia 7 bulan-1 tahun

  • Menyukai permainan ci-luk-ba
  • Menoleh ke arah sumber bunyi
  • Mendengarkan jika diajak berbicara
  • Memahami beberapa kata-kata sederhana yang sering diucapkan

Usia 1-2 tahun

  • Bisa menunjuk bagian-bagian tubuh yang disebutkan
  • Memahami beberapa pertanyaan sederhana
  • Tertarik mendengar cerita pendek dan lagu-lagu
  • Menunjuk gambar-gambar atau objek yang sedang dibicarakan

Perkembangan Bahasa Ekspresif

Usia 0-3 bulan

  • Mengeluarkan bunyi-bunyian jika merasa senang
  • Jenis tangisannya berbeda untuk kebutuhan yang berbeda
  • Tersenyum jika dihampiri

Usia 4-6 bulan

  • Mengeluarkan bunyi-bunyi yang lebih bervariasi, yang nampak seperti bunyi m, p dan b
  • Mengoceh jika merasa senang atau tidak nyaman

Usia 7 bulan - 1 tahun

  • Mengoceh dengan jumlah suku kata yang bervariasi, misalnya tata, papapa
  • Mengeluarkan suara yang bukan berupa tangisan jika menginginkan sesuatu
  • Mulai menirukan bunyi-bunyian tertentu
  • Bisa mengucapkan 1 atau 2 kata misalnya mama, dag dag meski belum jelas

Anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya merupakan dambaan setiap orangtua. Supaya tumbuh kembang anak lebih optimal, hendaknya orangtua dapat memberikan stimulasi kepada anak. Pekerjaan anak adalah bermain, sehingga dalam stimulasi juga diberikan melalui aktivitas bermain. Stimulasi dapat dimulai sedini mungkin mulai usia 4 bulan dengan berbagai aktivitas bermain.

Salah satu contoh stimulasi pada anak usia 4 bulan, anak dapat kita ajak bermain sambil bernyanyi, bermain ci-luk-ba, dan membaca buku. Saat anak sudah mulai bisa duduk, permainan dikembangkan lebih variatif dengan media yang juga menstimulasi perkembangan motorik. Misalnya permainan yang menghasilkan suara bunyi-bunyian seperti mobil-mobilan, kerincing suara dalam botol dan lain-lain.

Stimulasi untuk anak usia 1 tahun akan berbeda. Kemampuan motorik anak sudah lebih berkembang sehingga kemampuan bermain anak lebih berkembang juga. Permainan untuk menstimulasi pada usia ini perlu lebih variatif sehingga membuat anak tertarik. Misalnya permainan lempar tangkap bola akan mendorong anak untuk mengamati bola yang sedang menggelinding dan kemudian berusaha untuk menangkapnya. Sambil bermain kita ajak anak berkomunikasi “Mama akan melempar bola. Siap…..tangkap!” Lalu lempar bola tersebut. Jika anak menangkap, “Sekarang ayo lempar ke mama… Wah bolanya jatuh!”

Permainan di atas dapat mengembangkan kemampuan mendengar, koordinasi mata dan tangan, keterampilan motorik kasar, keterampilan kemampuan bahasa anak dengan pemberian kosakata: tangkap, coba lagi, bola, lempar, dan mengembangkan kemampuan sosial. Meskipun dari stimulasi ini anak tidak langsung bertambah kosa katanya (kemampuan ekspresif), setidaknya akan meningkatkan kemampuan reseptif.

Keterlambatan bicara pada anak dapat berupa keterlambatan bahasa ekspresif tanpa gangguan perkembangan bahasa reseptif atau sebaliknya, dan dapat berupa keterlambatan keduanya yaitu keterlambatan reseptif dan ekspresif. Apabila anak sudah menginjak usia 18 bulan dan belum ada satu kata yang jelas, maka sebaiknya segera berkonsultasi dengan Dokter. Bunda dapat berkonsultasi ke dokter yang ada di RSUI. Sebelumnya, dapat membuat janji dengan dokter melalui link ini, sehingga tidak perlu menunggu lama saat sesampainya di rumah sakit.  

Salam Sehat.

Referensi

  1. Nursimah S, Fauziyah E, Andini S. Menggali Kecerdasan Melalui Bermain Aplikasi Auditory Verbal Therapy (AVT) dalam permainan.
  2. Petty K. Develompmental Milestones of young children. Redleaf Press 2010

Source foto: https://www.freepik.com/