Benjolan di anggota tubuh dalam istilah medis dikenal dengan sebutan tumor dan dapat bersifat jinak atau ganas. Hingga saat ini, mayoritas tumor yang ada di anggota gerak tubuh (ekstremitas) masih belum diketahui penyebabnya. Tumor di ekstremitas dapat berasal dari struktur jaringan lunak seperti otot, saraf, pembuluh darah, atau dari struktur tulang. Rentang usia penderita tumor bervariasi bergantung pada struktur asal tumor, sehingga ada yang dominan terkena pada usia muda dan ada yang pada usia tua.
Gejala yang banyak ditemukan antara lain munculnya benjolan di ekstremitas. Perkembangan ukuran benjolan ini bervariasi tergantung sifat tumor jinak atau ganas. Jika tumor bersifat jinak, akan tumbuh membesar dalam hitungan tahunan, sedangkan jika tumor bersifat ganas akan tumbuh membesar dalam hitungan minggu hingga bulan. Gejala lain dapat disertai dengan nyeri atau rasa tidak nyaman di ekstremitas. Pada kasus tumor ganas, dapat disertai gejala lain yang melibatkan sistem tubuh, seperti adanya penurunan nafsu makan, badan terasa lemas, dan adanya penurunan berat badan.
Untuk mengetahui karakteristik tumor jinak atau ganas perlu dilakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium, rontgen. Computed Tomography (CT-scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Pemeriksaan lain yang juga dapat dilakukan ialah biopsi di benjolan baik dengan biopsi jarum atau biopsi sayatan. Tujuan pemeriksaan ini adalah memastikan karakteristik tumor apakah jinak atau ganas. Namun di beberapa kasus, tindakan biopsi bisa dilakukan bersamaan dengan pengangkatan tumor atau yang biasa disebut dengan tindakan eksisi biopsi.
Pengobatan untuk kasus tumor di ekstremitas bervariasi, mulai dari tindakan observasi, medikamentosa, pembedahan, hingga diperlukan terapi kemoterapi atau radiasi pasca pembedahan. Jika tumor jinak dan pasien tidak mengalami keluhan yang berarti, observasi merupakan salah satu pilihan. Akan tetapi jika terdapat keluhan yang mengganggu, tumor dapat diangkat dengan tindakan pembedahan. Pada kasus tumor ganas, selain tindakan pengangkatan tumor, dapat juga dilakukan tambahan pengobatan seperti kemoterapi atau radiasi.
Apabila terdapat keluhan yang mengganggu terkait benjolan di anggota gerak tubuh, segera konsultasikan ke Poliklinik Orthopaedi RSUI.
Artikel dipublikasikan juga pada Buletin Bicara Sehat Edisi 6, yang dapat di akses melalui (KLIK)
Referensi:
- Klein MJ, Siegal GP. Osteosarcoma: Anatomic and Histologic Variants. Am J Clin Pathol. 2006;125(1):555-581
- Biermann JS. Orthopaedic Knowledge Update Musculoskeletal Tumors. 3rd ed. American Academy of Orthopaedic Surgeons. 2014.
- Komite Penanggulangan Kanker Nasional. Panduan Penatalaksanaan Osteosarkoma. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017
- DiCaprio MR, Friedlander GE. Malignant bone tumors: limb sparing versus amputation. J am Acad Orthop Surg. 2003;11:25-37
- Ando K, Heymann M, Stresing V, Mori K, Redini F, Heymann D. Current therapeutic strategies and novel approaches in osteosarcoma. Cancers. 2013;5:591-616
- National Comprehensive Cancer Network. Bone Cancer. NCCN Guidelines Version 2.2023. Available at: https://www.nccn.org/
- National Comprehensive Cancer Network. Palliative Care. NCCN Guidelines Version 1.2023. Available at: https://www.nccn.org/
- National Comprehensive Cancer Network. Soft Tissue Sarcoma. NCCN Guidelines Version 2.2023. Available at: https://www.nccn.org/
- Conrad II, EU. Orthopaedi Oncology Diagnosis and Treatment. New York: Thieme, 2008
- Peabody TD, Attar S. Orthopaedic Oncology Primary and Metastatic Tumors of the Skeletal System. Chicago: Springer, 2014.
- WHO. Pathology and Genetics of Tumours of Soft Tissue and Bone. Lyon, 2002