(021) 50829292 (IGD) (021) 50829282 Pencarian

Deteksi Dini Lupus: Kenali Gejala, Pemeriksaan, dan Pentingnya Diagnosis Cepat

Mengapa Deteksi Lupus Itu Penting?

Lupus Eritematosus Sistemik (LES) merupakan penyakit autoimun yang kompleks karena memengaruhi banyak sistem tubuh. Manifestasi klinis yang muncul dapat berbeda-beda sehingga disebut juga dengan penyakit “seribu wajah”. Di Asia Pasifik, angka kejadian LES dapat mencapai 4,3–4,53 kasus tiap 100.000 orang per tahunnya. Sementara itu, bersumber dari data poliklinik reumatologi di beberapa rumah sakit Indonesia, kunjungan pasien lupus meningkat dari 17,9–27,2% pada tahun 2015 menjadi 30,3–58% pada tahun 2017.

Siapa Saja yang Perlu Diperiksa?

Angka kejadian lupus lebih sering terjadi pada perempuan berusia muda berkisar antara 15 hingga 45 tahun, dengan rasio perbandingan dengan laki-laki 15:1 hingga 22:1. Individu yang memiliki riwayat keluarga dengan lupus juga memiliki risiko lebih tinggi. Beberapa variasi gejala yang muncul dapat berupa ruam kulit berbentuk kupu-kupu di wajah, nyeri sendi tanpa sebab jelas, cepat lelah, nafsu makan menurun, demam berkepanjangan, serta gangguan ginjal atau pernapasan.Jika mengalami beberapa gejala ini, terutama dalam waktu yang lama, maka pemeriksaan lebih lanjut sangat disarankan untuk mendeteksi lupus sejak dini dan mencegah komplikasi.

Diagnosis LES ditegakkan berdasarkan evaluasi gejala klinis dan pemeriksaan penunjang sesuai kriteria klasifikasi yang ditetapkan oleh American College of Rheumatology (ACR) dan European League Against Rheumatism (EULAR) 2019. Setiap pasien yang dicurigai LES memerlukan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis, mengetahui keterlibatan organ, dan menentukan derajat aktivitas penyakit. Pemeriksaan meliputi tes laboratorium dasar, autoantibodi, komplemen, dan penilaian morbiditas penyerta, serta pemeriksaan lain yang disesuaikan dengan indikasi tertentu.

Apa Saja yang Diperiksa?

Pemeriksaan laboratorium dasar mencakup Darah Perifer Lengkap (DPL) dan Laju Endap Darah (LED) untuk menilai kelainan hematologi secara umum pada LES seperti anemia, leukopenia, limfopenia, dan trombositopenia. Pemeriksaan autoantibodi seperti tes ANA (antibodi antinuklear) dan anti-dsDNA merupakan pemeriksaan yang penting baik untuk skrining maupun spesifik terhadap diagnosis penyakit, sedangkan pada beberapa kasus lupus dapat dideteksi adanya Anti Sm (Smith), Anti – Ro (SS-A), dan anti – LA (SS-B). Pemeriksaan imunologi lainnya seperti kadar komplemen C3 dan C4 yang rendah dapat pula untuk mendiagnosis dan memantau aktivitas penyakit. Interpretasi hasil laboratorium ini dilakukan secara holistik, di mana hasil positif tidak selalu berarti lupus, tetapi harus dikonfirmasi dengan gejala klinis yang sesuai. Oleh karena itu, evaluasi oleh dokter spesialis reumatologi sangat diperlukan untuk diagnosis yang akurat.

Perlukah Deteksi Sedini Mungkin?

Sangat penting untuk mendeteksi lupus sejak dini karena dapat membantu mencegah komplikasi yang lebih parah seperti kerusakan organ permanen, gagal ginjal, peradangan jantung, atau gangguan saraf. Waktu yang tepat untuk melakukan tes laboratorium atau konsultasi dengan dokter adalah ketika seseorang mengalami gejala yang persisten, terutama jika memiliki riwayat keluarga dengan lupus. Selain itu, perempuan muda yang sering mengalami kelelahan ekstrem, nyeri sendi tanpa penyebab jelas, atau ruam kulit yang tidak biasa sebaiknya segera menjalani pemeriksaan. Dikarenakan gejala yang dikeluhkan oleh penyakit ini seringkali menyerupai berbagai penyakit lain seperti penyakit infeksi dan hematologis, maka diagnosis LES menjadi lebih sulit, dan rata-rata baru dapat ditegakkan setelah 2 tahun gejala muncul. Dengan diagnosis dini, pengobatan dapat dimulai lebih awal sehingga kualitas hidup penderita dapat lebih terjaga.

Berani Deteksi Dini!

Kesadaran akan lupus harus ditingkatkan agar lebih banyak orang yang berani melakukan deteksi dini. Banyak penderita lupus terlambat terdiagnosis karena kurangnya pemahaman dan ketidaksadaran terhadap gejala yang dialami. Oleh karena itu, penting untuk bersikap proaktif dalam memeriksakan diri, terutama bagi mereka yang berada dalam kelompok risiko tinggi. Deteksi dini dan pengobatan yang paripurna dapat meningkatkan capaian kesintasan dan kualitas hidup pasien lupus yang lebih baik. Dengan diagnosis yang cepat dan perawatan yang tepat, penderita lupus tetap bisa menjalani kehidupan yang produktif. Maka, jangan ragu untuk memeriksakan diri jika mengalami gejala yang mencurigakan!

 

📍 Alamat: Rumah Sakit Universitas Indonesia
Jl. Prof. DR. Bahder Djohan, Pondok Cina, Beji, Depok, Jawa Barat
📧 Email: rsui@ui.ac.id
📞 Telepon: (021) 50829292
📱 WhatsApp:  0811 9113913

 

Referensi

  1. Su X, Yu H, Lei Q, Chen X, Tong Y, Zhang Z, et al. Systemic lupus erythematosus: pathogenesis and targeted therapy. Molecular Biomedicine. 2024 Oct 30;5(1):54.
  2. Tjan B, Kambayana G, Kurniari PK. Gambaran profil systemic lupus erythematosus (SLE) dan lupus nefritis di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah. Jurnal Penyakit Dalam Udayana. 2022 Dec 30;6(2):31–5.
  3. Pons-Estel GJ, Ugarte-Gil MF, Alarcón GS. Epidemiology of systemic lupus erythematosus. Expert Rev Clin Immunol. 2017 Aug 3;13(8):799–814.
  4. Perhimpunan Reumatologi Indonesia. Diagnosis dan Pengelolaan Lupus Eritematosus Sistemik. 2019;1.
  5. Simard JF, Costenbader KH. Epidemiology and classification of systemic lupus erythematosus. In: Rheumatology. Elsevier; 2011. p. 1223-1228.e2.
  6. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, K. MS, Setiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid III. VI. Jakarta: InternaPublishing; 2014. 3331–3378 p.
  7. Aringer M, Costenbader K, Daikh D, Brinks R, Mosca M, Ramsey‐Goldman R, et al. 2019 European League Against Rheumatism/American College of Rheumatology Classification Criteria for Systemic Lupus Erythematosus. Arthritis & Rheumatology. 2019 Sep 6;71(9):1400–12.
  8. Karpouzas GA. Hematologic and Lymphoid Abnormalities in SLE. In: Dubois’ Lupus Erythematosus and Related Syndromes. Elsevier; 2013. p. 426–37.
  9. Petri M, Orbai A, Alarcón GS, Gordon C, Merrill JT, Fortin PR, et al. Derivation and validation of the Systemic Lupus International Collaborating Clinics classification criteria for systemic lupus erythematosus. Arthritis Rheum. 2012 Aug 27;64(8):2677–86.
  10. Piga M, Arnaud L. The Main Challenges in Systemic Lupus Erythematosus: Where Do We Stand? J Clin Med. 2021 Jan 11;10(2):243.